Bisnis.com, JAKARTA--PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) menargetkan pada tahun ini laba perusahaan tumbuh diatas 20% dari capain Rp193 miliar pada 2014.
Adi Pramana, Direktur Utama Reindo menyatakan kebijakan untuk meningkatkan retensi atau resiko yang ditahan sendiri di dalam negeri oleh Otoritas Jasa Keuangan menjadi peluang bagi perusahaan. Apalagi saat ini kapasitas penahanan resiko perusahaan terus membaik.
"RBC perusahaan dari 126,7% di 2011 saat ini di akhir 2014 menjadi 339,28%," jelas Adi di Jakarta seperti yang dikutip Kamis, (12/3/2015).
Risk Based Capital (RBC) merupakan rasio kemampuan perusahaan menahan resiko. Otoritas Jasa Keuangan membatasi RBC minimal perusahaan asuransi adalah 120%.
Ia menyatakan pada 2014 premi reasuransi yang diperoleh perusahaan mencapai Rp2 triliun dari capaian 2013 sebesar Rp1,59 triliun. Atau tumbuh 26,31%. Ia memperkirakan pada tahun 2015 capaian perusahaan diatas capaian 2014.
Perolehan premi reasuransi perusahaan sebagian besar disumbang dari asuransi umum. Tercatat kategori ini menyumbang premi Rp1,16 triliun. Dari jumlah ini 15% atau Rp172,3 miliar merupakan asuransi marine, 49% atau Rp564,8 miliar non marine, dan sisanya merupakan reasuransi umum lainnya.
"Kedepan kita akan coba seimbangkan komposisi produk reasuransi," jelasnya.
Aset Reindo sendiri tercatat tumbuh signifikan dari Rp2 triliun pada 2013 menjadi Rp3,39 triliun pada akhir 2014. Menurut Adi penempatan obligasi MCB dari PT Taspen, Jamkrindo dan Jasa Raharja turut sebesar Rp900 miliar pada akhir 2014 turut menyumbang naiknya aset perusahaan.
Reindo merupaka anak usaha dari PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI). RUI juga telah menandatangani kesepakatan merger denganPT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) untuk menjadi Indonesia Reasuransi (Indonesia Re).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel