Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia tetap menilai ketahanan sektor perbankan masih kuat kendati Otoritas Jasa Keuangan mencermati akan ada 5 bank yang modalnya bakal tergerus akibat depresiasi rupiah.
Direktur Eksekutif Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Darsono menuturkan bank sentral bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selalu melakukan koordinasi dalam simulasi tes ketahanan (stress test) industri perbankan nasional.
“Permodalannya [5 bank] memang akan menurun, tapi masih dalam batas lumayan oke. Bank masih oke dan tingkat daya tahannya masih bagus,” jelas Darsono kepada Bisnis.com di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dalam stress test reguler tersebut, lanjut Darsono, unsur utama yang disoroti BI yakni risiko kredit. Pasalnya, depresiasi rupiah yang kian melaju diprediksi bakal berdampak pada korporasi di Tanah Air. Darsono menambahkan bank sentral juga menyoroti beberapa hal lainyang juga seperti likuiditas valas. “Tapi sejauh ini masih oke.”
Ketahanan perbankan yang masih kuat, diklaim Darsono, juga setelah memasukan unsur pelemahan harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam stress test tersebut. Menurut Darsono, ketahanan bank tersebut juga disumbang posisi devisa netto (PDN) yang masih sehat.
Adapun, dari data OJK, hingga Januari 2015, PDN perbankan nasional berada di posisi 1,68% atau turun tipis dari 2,16% di Desember 2014.
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Bank 3 OJK Irwan Lubis sempat menuturkan secara umum risiko pasar di industri jasa keuangan masih rendah dan dapat dikelola dengan baik. “Rasio PDN per Januari 2015 juga menurun dari bulan sebelumnya, ini artinya ada perkembangan positif. Selain itu PDN juga masih di bawah 20%,” jelas Irwan.
Namun, Irwan menyebutjika Rupiah menyentuh Rp15.000/US$, maka akan ada satu hingga lima bank kecil yang modalnya terpukul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel