Bisnis.com, JAKARTA--Untuk menjaga kondisi pasar keuangan domestik tetap solid, maka Bank Indonesia telah merancang kebijakan moneter untuk memperdalam pasar keuangan valuta asing dan rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengungkapkan ke depannya rancangan kebijakan yang tengah dikaji akan mempertegas siapa saja yang bisa menjadi pelaku pasar, serta melengkapi produk dan instrumen yang telah ada.
"Nanti akan ada paket-paket untuk pendalaman pasar keuangan baik valas dan rupiah dalam waktu dekat," katanya, Selasa (17/3/2015).
Ke depannya, agar pasar keuangan semakin dalam, BI akan merilis produk-produk keuangan terbaru. Misalnya saja, term deposit valas (TD Valas) dan instrumen syariah yang telah diluncurkan BI. Tirta mengungkapkkan dalam waktu dekat negotiable certificate of deposit (NCD) pun bakal diterapkan.
Tirta menekankan kajian yang disiapkan merupakan komitmen bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Sementara itu, dia pun tak membantah kalau kajian pendalaman pasar keuangan tersebut akan sepaket dengan kebijakan makroprudensial loan to funding ratio (LFR).
Dari sisi likuditas rupiah, Tirta mengungkapkan kondisi pasar uang antar bank (PUAB) tetap bagus dengan level bunga di kisaran 5,6%, bila kondisi cenderung ketat, maka bunga PUAB overnight akan naik pada 5,8%.
Di tengah volatilitas nilai tukar, BI tetap melakukan intervensi ke pasar sekunder dengan mengeluarkan cadangan devisa. Setelah itu, BI akan membeli surat berharga negara (SBN) atau yang disebut sterilisasi di pasar sekunder.
Kebijakan lain yang sedang dikaji oleh Bank Indonesia adalah pemberian insentif dan disinsentif kepada bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel