Demam Batu Akik Landa Kota Samarinda

Bisnis.com,18 Mar 2015, 17:42 WIB
Penulis: M. Taufiqur Rahman
Perajin batu akik/Antara
Bisnis.com, SAMARINDA – Demam batu akik nampaknya benar-benar melanda warga Kota Samarinda, tidak hanya kaum adam, pesona batu alam asli Indonesia ini juga mampu menyisir para kaum hawa yang ada di kota tersebut.
Misalnya saja Umi, warga Kecamatan Loa Janan Ilir ini rela menunggu berjam-jam dipinggir jalan, hanya untuk mengasahkan bongkahan batu bacan yang dia miliki kepada pengrajin batu akik. Memang, sepanjang jalan di Pasar Pagi Samarinda berjajar puluhan pengrajin batu akik.
“Saya ini penggemar batu akik, dirumah sudah ada 19 biji, ada batu bacan, safir dan sebagainya,” katanya, Rabu (18/3/2015).
Wanita berkerudung ini mengungkapkan, batu-batu yang ia koleksi tersebut dibeli dari seorang penambang batu akik dalam bentuk mentah atau bongkahan.
Selanjutnya, dia meminta tolong pengrajin batu akik untuk mengasah bongkahan yang dia beli dari penambang itu untuk diolah menjadi batu akik.
Umi menyebutkan batu bacan yang saat ini tengah diolah pengrajin batu akik, dia dapatkan dari seorang teman yang tinggal di Kabupaten Berau. Dia yakin batu bacan yang dia dapat itu bakal berkualitas baik karena Kabupaten Berau sudah terkenal sebagai penghasil batu akik yang berkualitas baik.
Meskipun demikian, Umi tidak berniat menjual batu akik yang dia miliki meskipun ditawar dengan harga yang mahal. Sebab, ungkapnya, dia terobsesi mengoleksi batu akik jauh-jauh hari sebelum batu akik melejit di pasaran.
Lebih jauh, Umi berpendapat pesona batu akik tidak hanya ditujukan bagi kaum adam saja, keindahan batu akik dapat juga dijadikan perhiasan yang pantas dikenakan oleh kaum.
Oleh karena itulah, dia tidak malu jika memakai batu akik sebagai perhiasan. “Saya malah pernah pakai cincin batu akik, empat di jari tangan sebelah kanan, tiga di jari tangan sebelah kiri. Banyak yang lihat, tapi saya cuek saja,” pungkasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini