Tekan Kerugian, Dinas Peternakan Jabar Pangkas Rantai Distribusi Daging

Bisnis.com,18 Mar 2015, 14:46 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana & Wisnu Wage Pamungkas
Pemendekan mata rantai distribusi daging sapi dilakukan agar peternak naik kelas dari kelompok menjadi koperasi./Ilustrasi Daging sapi di supermarket-Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Peternakan Jawa Barat akan memperpendek mata rantai distribusi daging sapi dari peternak ke penjual guna menghindari kerugian yang selama ini kerap terjadi.

Kepala Disnak Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan pemendekan mata rantai tersebut dilakukan agar peternak naik kelas dari kelompok menjadi koperasi.

Dia beralasan selama ini mata rantai yang panjang membuat peternak sulit untuk meningkatkan pendapatan bahkan cenderung merugi.

"Hal ini didorong Litbang KPK yang sudah melakukan sebuah kajian terhadap komoditas daging sapi di provinsi produsen dan provinsi konsumen. Mereka ingin agar kelompok peternak naik kelas menjadi koperasi," katanya, Rabu (18/3/2015).

Menurutnya, dengan mendirikan koperasi maka peternak akan lebih mudah mengakses permodalan dari lembaga keuangan resmi.

Perbankan dan lembaga keuangan lain akan mudah menyalurkan kredit karena peternak punya lembaga legal yang menaunginya.

“Tidak adanya lembaga yang menaungi membuat peternak selama ini kesulitan mengakses kredit ke perbankan,” ujarnya.

Dody melanjutkan keberadaan koperasi akan membuat para peternak terhindar dari jerat rentenir dan calo jagal. Selama ini, peternak kerap merugi karena keuntungan terkikis bunga tinggi yang diterapkan rentenir.

"Koperasi merupakan lembaga legal sehingga peternak bisa mengakses permodalan kepada lembaga keuangan," katanya.

Selain itu, Disnak berkomitmen melakukan penyempurnaan terhadap tata niaga daging sapi terutama di pasar hewan dengan menambah fasilitas seperti timbangan hewan dan papan informasi harga elektronik.

Sekretaris Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau (PPSKI) Jabar Robby Agustiar mengatakan selama ini mata rantai daging dari peternak sampai ke tangan konsumen terlalu panjang.

Dia menjelaskan mayoritas peternak kecil menjual sapi dengan alur yang panjang mulai dari perantara, pasar hewan, pedagang besar, rumah pemotongan hewan [RPH], lalu konsumen.

“Mata rantai yang panjang menciptakan harga menjadi mahal. Sehingga tidak heran jika harga sapi di tingkat peternak sangat rendah namun di pasar harga daging sangat melambung tinggi,” katanya.

Robby berharap pemerintah segera memutus mata rantai daging sapi tersebut, bahkan jika memungkinkan penjualan langsung dari peternak kepada penjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini