Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan rupiah dan anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada 2013 membuat hasil investasi asuransi jiwa pada tahun itu anjlok.
Namun pada 2014, hasil investasi asuransi jiwa kembali membaik.
Berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sepanjang 2014, industri asuransi jiwa mencetak hasil investasi senilai Rp40,84 triliun.
Bandingkan dengan hasil investasi pada tahun sebelumnya yang hanya Rp7,32 triliun.
“Pertumbuhan hasil investasi yang mencapai 458,2% ini mendongkrak pendapatan industri asuransi jiwa pada tahun lalu,” ujar Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim, Kamis (19/3).
Jika dibandingkan dengan hasil investasi pada 2012 pun, hasil di 2014 jauh lebih baik. Industri asuransi jiwa mencatatkan hasil investasi senilai Rp22 triliun pada 2012.
Hendrisman menjelaskan pertumbuhan hasil investasi pada 2014 dikarenakan membaiknya iklim investasi.
“Baiknya iklim investasi domestik 2014 didukung oleh fundamental dalam negeri yang baik, terutama lancarnya penyelenggaraan pemilu dan berkurangnya sentiment negatif dari luar negeri,” paparnya.
Selain karena kondisi pasar modal yang membaik pada 2014, melonjaknya hasil investasi tersebut juga dipicu oleh meningkatnya aset investasi.
Sepanjang Januari hingga Desember 2014, industri asuransi jiwa menempatkan Rp318,87 triliun pada sejumlah instrumen investasi.
Jumlah investasi tersebut meningkat 26,8% dibandingkan dengan investasi pada tahun sebelumnya yang hanya Rp251,5 triliun.
Berdasarkan data AAJI, mayoritas dana investasi asuransi jiwa ditempatkan pada instrumen reksa dana, yakni mencapai 30,4%.
Terbesar kedua adalah instrumen saham, yaitu sebesar 27,5%.
Menurut Hendrisman, imbal hasil saham yang baik pada 2014 membuat investasi pada instrumen yang berkaitan dengannya mengalami peningkatan minat.
Hal itu tampak dari tumbuhnya penempatan investasi pada instrumen tersebut sebesar 33,6%. Porsinya juga meningkat dari sebelumnya 29,2% menjadi 30,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel