Bisnis.com, JAKARTA-- Pemerintah akan mempercepat penerbitan euro bond pada semester I/2015 dari rencana awal pemerintah yang dijadwalkan terbit pada paruh kedua tahun ini.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan penerbitan semua bond yang tidak berdenominasi rupiah akan dilakukan lebih cepat sebelum semester II, termasuk euro bond sebagai bagian dari antisipasi normalisasi kebijakan kenaikan suku bunga The Fed.
[Penerbitan euro bond] ya deket-deket akhir semester I. Pokoknya mencari moment yang terbaik, ujarnya ketika ditemui di kantor Ditjen Pajak (DJP), Kamis (19/3).
Dalam rencana awal, sejalan dengan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) bank sentral Eropa (ECB) membuat pemerintah menaruh jadwal penerbitan euro bond pada semester II/2015, menyusul tiga SBN lainnya yang diterbitkan paruh pertama.
Setelah global bond Januari lalu, pemerintah akan mengemisi samurai bond dan sukuk global semester ini. Penerbitan SBN internasional memang dikebut ke awal tahun untuk mengantisipasi penaikan suku bunga the Fed.
Pemerintah mematok porsi SBN internasional 23% dari total penerbitan SBN bruto Rp451 triliun tahun ini. Andil ini naik tipis dari 20% tahun lalu karena pemerintah ingin menghindari perebutan dana (crowding out) di dalam negeri.
Namun demikian, Bambang belum bisa memastikan apakah nilai penerbitan euro bond akan diperbesar. Dia menegaskan masih akan melihat perkembangan kondisi perekonomian yang ada.
Seperti diketahui, saat pemerintah menerbitkan perdana euro bond Juli tahun lalu, total permintaan mencapai 6,7 miliar euro atau oversubscribed 6,7 kali. Namun, pemerintah hanya memenangkan 1 miliar euro, sesuai dengan target indikatif.
Sebelumnya, dengan adanya QE, Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan memang memastikan ada potensi permintaan yang lebih tinggi terhadap euro bond.
"Kalau ini [penerbitan euro bond tahun ini] mestinya lebih tinggi oversubscribed-nya," ujar Bambang.
Imbal Hasil
Pemerintah mempunyai fleksibilitas yang lebih luas untuk menurunkan imbal hasil (yield). Harga euro bond pun bisa lebih mahal. Pemerintah memenangkan imbal hasil 2,9% dalam debut SUN berseri RIEUR0721 itu tahun lalu, lebih rendah dari yield global bond 5,95% yang diemisi enam bulan sebelumnya.
Penerbitan euro bond sejauh ini digunakan untuk membayar kewajiban utang berdenominasi euro.
Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan langkah pemerintah ini merupakan strategi yang baik karena ECB menambah likuiditas. Jika ada tambahan likuiditas, sambungnya, akan diharapkan bisa menjual obligasi di Uni-Eropa dengan imbal hasil yang lebih rendah.
Kondisi ini dikarenakan investor Uni-Eropa membutuhkan instrumen investasi untuk menyalurkan likuiditas yang berlimpah tersebut.
Kalau imbal hasilnya turun, itu cost dari pemerintah untuk menjual euro bond akan murah dan belum di-counter oleh the fed naikin suku bunga. Jadi bagus memanfaatkan timing ini, katanya.
Menurutnya, langkah pemerintah untuk menerbitkan kembali euro bond tahun ini bisa membantu memperdalam pasar euro bond. Mengingat, Indonesia baru sekali menerbitkan obligasi tersebut tahun lalu.
Namun demikian, lanjut Lana, pemerintah harus mempersiapkan perbaikan di pasar valas seperti memastikan hedging swasta dan mengeluarkan kebijakan yang bisa mengurangi ekspatriasi terutama di Juni tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel