Bisnis.com, JAKARTA—Kendati sebagian besar perusahaan asuransi jiwa mulai gencar membidik jalur distribusi digital, peran agen dinilai masih dibutuhkan.
Pasalnya, sejumlah pelaku usaha perasuransian menganggap pola pikir masyarakat Indonesia belum menjadikan asuransi sebagai suatu kebutuhan. Salah satunya, dikemukakan oleh Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (AJGI) Edy Tuhirman.
"Sistem digital memang bagus, dan kami sedang mengarah ke sana. Tetapi, peran agen masih penting untuk menjelaskan produk asuransi," kata Edy di Bogor, Jumat (20/3/2015).
Menurutnya, sistem digital dalam industri asuransi jiwa berdampak positif terhadap peningkatan pelayanan, termasuk proses pencairan klaim. Apalagi, kebutuhan saat ini, gaya hidup masyarakat Indonesia menuntut kecepataan dalam pelayanan.
Namun, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia tentang asuransi menyebabkan peran agen menjadi krusial dalam menjelaskan detil produk asuransi.
Tak jauh berbeda, Director of Operations PT AXA Mandiri Financial Services Kartono mengemukakan penjualan asuransi jiwa masih membutuhkan peran agen untuk menjelaskan detil produk.
“Untuk jalur distribusi digital, kami akan mendesain produk tersendiri yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Tetapi, untuk produk asuransI yang umum, misalnya unit link, masih dibutuhkan tenaga financial advisor atau agen,” tekannya.
Hal tersebut juga diamini oleh Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu yang sempat mengemukakan keberadaan agen masih dibutuhkan di tengah rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia.
" Industri mengenal dua jalur distribusi yakni agen dan bancassurance. Jika kita bedah lagi, tingkat pembelian produk masih didominasi oleh agen," ujar Togar.
Sedangkan, konsumen yang membeli produk asuransi melalui bank, tekannya, cenderung memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan melalui agen.
Apalagi, perusahaan asuransi jiwa juga tidak bisa mengandalkan peran teknologi untuk menjangkau calon konsumen di daerah terpencil. "Keterbatasan infrastruktur menjadi kendala. Dalam hal ini, kita bisa melihat agen dapat berperan sebagai titik penting dalam penyeberluasan edukasi keuangan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel