Bisnis,com, JAKARTA -- Ekspansi pembiayaan perbankan syariah baik melalui bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) mencatat perlambatan yang tajam per Januari 2015.
Data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, per Januari 2015 pertumbuhan pembiayaan mencapai 3,83% menjadi Rp197,279 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan pada Desember 2014 sebesar 8,5% dan Januari 2014 sebesar 26,94%.
Perlambatan ini disumbang oleh kinerja BUS. Pertumbuhan pembiayaan BUS hanya mencapai 1,30% menjadi Rp145,976 triliun sedangkan pertumbuhan UUS mencapai 11,55%.
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pembalikan tren di mana per Januari 2015 perbankan syariah mencatat pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pembiayaan.
Total DPK yang dihimpun perbankan syariah meningkat 11% menjadi Rp210,761 triliun. Alhasil, rasio pembiayaan terhadap simpanan atau finance to deposit ratio (FDR) turun menjadi 93,6% pada Januari 2015 dibandingkan dengan posisi Januari 2014 sebesar 100%.
Achmad Buchori, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK menilai penyaluran pembiayaan di awal tahun secara siklus memang berjalan lambat. Namun, sepanjang tahun ini OJK optimistis laju pembiayaan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan 2014. "[Pertumbuhan] Lebih tinggi dari konvensional, kami lebih optimistis," ujarnya belum lama ini.
Berdasakan rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan bank syariah ke OJK, target pembiayaan indusri perbankan syariah tahun ini dipatok 25,8% sedangkan penghimpunan DPK ditargetkan mencapai 19,04%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel