Bisnis.com, JAKARTA--- PT Kimia Farma (Persero) Tbk., perusahaan farmasi milik negara, berencana menambah 2 apotek di Malaysia pada tahun ini.
Berdasarkan laporan tahunan emiten berkode saham KAEF itu yang dirilis pada Selasa (17/3), perseroan bakal bekerjasama dengan perusahaan farmasi asal Malaysia yaitu Averroes Pharmaceutical, Sdn, Bhd
Sebelumnya, kedua perusahaan itu telah mendirikan apotek KF-Averroes di Shah Alam, Kuala Lumpur, Malaysia pada 2013. “Sehingga perseroan mempunyai 3 apotek di Malaysia di tahun 2015,” tulis laporan tersebut.
Pada saat ini, perusahaan memiliki 617 apotek di seluruh Indonesia. Sebagian besar apotek dengan jumlah 323 terletak di Jawa, sebagian lainnya sebanyak 113 terletak di Jawa dan Sumatera, 51 (Bali dan Nusa Tenggara), 59 (Kalimantan) dan 71 (Sulawesi, Maluku dan Papua).
Usaha apotek dijalankan oleh anak usaha perseroan yaitu PT Kimia Farma Apotek. Pada tahun lalu telah dibuka 105 apotek baru. Pada tahun lalu, penjualan anak usaha itu mencapai Rp2,5 triliun atau tumbuh 10,56% dibandingkan dengan Rp2,26 triliun pada 2013.
Penambahan apotek di Malaysia tersebut merupakan salah satu rencana perusahaan di tahun ini selain pembangunan pabrik baru di Banjaran Jawa Barat, pengembangan pabrik garam farmasi di Jombang, Jawa Timur, perbaikan gudang penyimpangan, klinik kesehatan dan laboratorium klinik.
Pabrik di Jombang itu diperkirakan bakal beroperasi pada semester II/2015. Perusahaan menyiapkan pengeluaran modal (capital expenditure/capex) hingga Rp590 miliar guna membiayai sejumlah rencana tersebut.
Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman mengatakan perseroan menargetkan nilai penjualan hingga Rp5,2 triliun pada tahun ini atau meningkat 13% dibandingkan dengan Rp4,61 triliun pada 2014.
“Perseroan melihat masih banyak peluang dan kesempatan yang dapat ditangkap dalam tahun 2015,” katanya di dalam laporan.
Perseroan memperkirakan industri farmasi bakal tumbuh 15% pada tahun ini. Rusdi mengatakan asumsi pertumbuhan itu di antara lain karena pasar obat generik yang terus menggeliat, implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui BPJS Kesehatan.
“Seluruh populasi di Indonesia yang berjumlah sekitar 245 juta jiwa akan memiliki perlindungan kesehatan modern pada tahun 2019. Situasi ini akan ikut meningkatkan pasar farmasi,” paparnya.
Selain itu, perseroan sekarang tengah melakukan persiapan diversifikasi bisnis bidang kesehatan melalui pengembangan bisnis sel punca dan rencana pembangunan pabrik bahan baku farmasi Active Pharmaceutical Ingredient (API).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel