Bisnis.com, JAKARTA—Jumlah bank yang bakal melakukan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah bakal bertambah lagi mengingat potensi likuiditas dari pasar produk tersebut.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menyebut bakal ada 3 bank yang melakukan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah hingga 2016 nanti.
Head of Consumer Lending PT Bank CIMB Niaga Tbk. Tony Tardjo mengatakan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah (KPR) memang tengah dilirik perseroan karena mempertimbangkan ketersediaan likuiditas di pasar.
“Sekuritisasi menjadi hal yang kami pertimbangkan di tahun ini sebagai salah satu opsi. Internally kami sedang mempertimbangkan hal ini,” ujar Tony kepada Bisnis, pekan lalu.
Adapun, nilai KPR yang bakal disekuritisasi, lanjut Tony, hingga kini masih dikaji perseroan.
Tahun ini, Bank CIMB Niaga sendiri menargetkan bakal mencatatkan pertumbuhan KPR di posisi 15%.
Sementara itu, hingga akhir 2014, total portofolio KPR emiten berkode saham BNGA tersebut telah mencapai Rp22,6 triliun.
Presiden Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Raharjo Adisutanto mengatakan tahun depan, sudah ada 3 bank yang bakal melakukan sekuritisasi dengan perseroan sebagai penerbit.
“Ada 1 bank BUMN [Badan Usaha Milik Negara], 1 bank swasta, bahkan 1 bank syariah berniat sekuritisasi pada tahun depan,” ujar Raharjo.
Menurut Raharjo, ketiga bank tersebut belum menetapkan besaran nilai KPR yang bakal disekuritisasi.
Kendati demikian, dia memastikan ke depannya SMF bakal berfokus menerbitkan Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP).
“Kami belum bicara detail [besaran nilai sekuritisasi], tapi minimal Rp300 miliar,” jelas Raharjo.
Raharjo menjelaskan hingga kini portofolio KPR di Indonesia mencapai Rp315 triliun.
Menurutnya, sebanyak 90% dari total KPR tersebut dimiliki 10 bank besar di Tanah Air.
Raharjo merinci beberapa bank dengan porsi KPR terbesar di antaranya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., Bank CIMB Niaga, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Adapun, tahun ini SMF juga bakal menjadi penerbit EBA-SP dari Bank BTN senilai Rp2 triliun.
Selain itu, Raharjo menyebut pihaknya juga siap menjadi penerbit Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Bank Mandiri senilai Rp1 triliun.
Secara keseluruhan, tahun ini SMF menargetkan menyalurkan dana senilai Rp5,5 triliun dengan rincian Rp2,5 triliun untuk sekuritisasi dan Rp3 triliun untuk pinjaman ke para institusi penyalur KPR.
Direktur Treasury & Asset Management Bank BTN Iman Nugroho Soeko sebelumnya mengatakan penerbitan produk sekuritisasi tersebut bisa digelar paling lambat Mei 2015.
Sementara itu, Direktur Bank Mandiri Pahala N. Mansury juga sempat menuturkan penerbitan sekuritisasi aset KPR diharapkan bisa dilakukan paling lambat Juni 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel