Bisnis.com, JAKARTA-- Ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih memerkirakan nilai tukar rupiah masih bergerak fluktuatif dan tidak akan berada di bawah Rp12.800 sampai Juni 2015.
Ekspektasi negatif yang muncul menyebabkan pemilik dolar enggan menjual simpanan valasnya ke pasar. Sementara itu, permintaan oleh spekulan terus meningkat ketika dolar sedikit saja menguat ke level Rp12.000.
“Kemungkinan [rupiah] tidak akan berada di bawah Rp12.800 sampai pertengahan tahun. Sekarang ini kalau menguat sedikit ke Rp12.000an langsung dibeli lagi, pelemahan masih terjadi,”jelasnya, Rabu (25/3/2015) di Jakarta.
Pemangku kepentingan seharusnya dapat menahan pergerakan rupiah di level Rp12.000 dalam jangka waktu lama, paling tidak sebulan ke depan. Fluktuasi yang mereda akan menimbulkan efek psikologis bagi pelaku pasar untuk tidak meneruskan spekulasi.
Dia menyarankan pemerintah untuk menerbitkan peraturan lindung nilai (hedging) utang perusahaan swasta demi menjaga pergerakan rupiah. Beleid hedging sebaiknya dikaitkan dengan perhitungan rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) perusahaan tersebut.
“Selama ini perusahaan mendapat insentif pajak melalui perhitungan DER. Seharusnya pemerintah juga mewajibkan perusahaan untuk hedging atas perhitungan DER tersebut,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga perlu menerapkan aturan terkait repatriasi aset untuk meningkatkan pasokan dana dan investasi dalam negeri agar tidak ‘terbang’ ke benua lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel