Antisipasi Investasi Semen dari China

Bisnis.com,25 Mar 2015, 18:23 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Produsen semen ingin investasi asing yang akan masuk disaring lebih ketat dari segi komitmen soal efisiensi energi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen semen ingin investasi asing yang akan masuk disaring lebih ketat dari segi komitmen soal efisiensi energi.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan proteksi terhadap industri semen perlu diperketat agar investor yang masuk adalah perusahaan yang menggunakan permesinan berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.

“Kita proteksi saja supaya investor yang datang lebih banyak membangun di luar Pulau Jawa dan memakai produk-produk yang bagus sehingga hemat energi dan ramah lingkungan,” ucapnya kepada Bisnis, Rabu (25/3/2015).

Negara yang paling diantisipasi terhadap kehadiran investasinya di Tanah Air adalah China. Sejalan dengan pelemahan ekonomi di negeri itu membuat permintaan terhadap berbagai produk industri menyusut. Demi mempertahankan bisnis, pengusaha melemparnya ke ekspor dengan kualitas dan harga minim.

Saat ini terindikasi adanya relokasi pabrik semen asal China yang menggunakan teknologi kacangan. Mereka dikabarkan banyak melirik Jawa Timur, seperti Kabupaten Jember.  Relokasi ini dilakukan karena kegiatan operasi mereka di China maupun negara lain melemah lantas cari tempat lain yang biayanya dirasa lebih murah.

“Tentunya jangan bangun pabrik bekas di negara lain dengan pindah ke Indonesia membawa [permesinan] yang diragukan kualitasnya. Banyak pabrik tua di China tutup karena tidak efisien dan tak ramah lingkungan,” tutur Widodo.

Kapasitas produksi semen nasional sekitar 77 juta ton per tahun dengan utilisasi di kisaran 70% - 80%. Persentase ini setara dengan volume produksi sekitar 59 juta ton setiap tahun. Adapun realisasi konsumsi semen nasional pada tahun lalu mencapai 60 juta ton.

Semakin rendah level teknologi yang digunakan maka konsumsi energinya semakin boros. Penggunaan energi di industri semen nasional sekarang berkisar 800 Kcal per kilogram clinker. Sebagai perbandingan, di Jepang hanya menghabiskan 773 Kcal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini