EDUKASI DUIT: Nilai Tukar Diri Anda

Bisnis.com,25 Mar 2015, 09:10 WIB
Penulis: Goenardjoadi Goenawan
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Dalam sebuah perjalanan bisnis ke Dubai, saya naik pesawat, yang hampir seluruh penumpangnya pekerja migran Indonesia. Saya mendapati mereka berbaris duduk manis di lantai di terminal bandara Dubai. Mereka memiliki nilai tukar, yaitu tenaga sebagai asisten rumah tangga.

Pekerja migran asal Philipina berbeda lagi, mereka menjadi nurse atau perawat di rumah sakit, atau pelayan restoran. Mereka memiliki nilai tukar skill sebagai perawat atau nurse.

Bagaimana dengan nilai tukar diri kita?

Suatu saat Anda berada di posisi puncak, dan pada saat itu mungkin Anda bingung mau ikut ke mana. Pilihan yang salah, bakal berakibat fatal, karena  pada saat itu, Anda tengah menuju pada nilai tukar Anda. Intinya, hakekat nilai Anda ditentukan dari pertolongan yang akan Anda berikan.

Dalam kondisi pelik, lebih baik Anda menolong orang yang membutuhkan bantuan Anda. Seperti halnya para buruh migran tadi, ketika di daerah asal, tenaga mereka tidak dihargai, sehingga nilai tukarnya rendah, maka di tempat lain tenaga mereka dibutuhkan. Oleh karena itu, dia memberikan bantuan tenaga mereka sebagai asisten rumah tangga. Jadi, nilai tukar diri Anda adalah ada pada siapa yang membutuhkan pertolongan Anda.

Misalnya, Anda berhasil menemukan satu solusi, sebutlah yang gampang, yaitu  cara mudah bisnis kuliner dengan bahan ikan. Berapa nilai Anda secara finansial? Jawabanya ada pada pihak-pihak yang membutuhkan pertolongan Anda.

Percuma Anda berbicara dengan 100 ORANG KAYA, bila mereka tidak membutuhkan pertolongan Anda. Kecuali, salah satu di antara 100 ORANG KAYA yang Anda temui itu, ternyata membutuhkan solusi Anda. Bila itu terjadi, Anda seketika telah menemukan nilai tukar Anda.

Perbedaan Waktu antara Orang kaya dan Orang Miskin

Seperti ketika nonton film ‘Interstellar’, ada perbedaan waktu antara dunia ORANG KAYA dan ORANG MISKIN. Orang kaya hidup di dunia jangka panjang.  Dia hidup penuh dengan rencana matang.  Kalendernya telah terisi  kapan jadwal ke Seoul, ke Tokyo, kapan mau liburan Akhir tahun, kapan pergi ke Melbourne dan New Zeland. Orang kaya jarang menggunakan hidupnya untuk menunggu. Waktu terasa cepat. karena dia bisa mengendalikan bisnis dan hidupnya secara rapi.  

Sebaliknya Orang miskin cenderung merasa kepepet (despair) dan selalu berjalan terburu-buru, serba urgent. Setiap bulan dikejar-kejar tagihan, setiap tanggal jatuh tempo menghadapi deadline.  Alhasil hidupnya seperti dalam satuan menit, merasakan waktu dari menit ke menit, sehingga waktu sungguh terasa lama.

Oleh karena itu, ketika Anda berinteraksi dengan orang kaya, jangan menunjukkan sikap buru buru. Anda akan kelihatan berada dalam kondisi kepepet. Anda harus menunggu atau menunda, biarkan agak sedikit lebih pelan. Ingat ketergesaan Anda, menunjukkan bahwa Anda butuh uang, sehingga lawan bicara Anda akan cenderung bersikap menunda-nunda, untuk membuat Anda semakin kepepet.

Orang Kaya: selalu merasa ada pilihan. Mengutamakan security. Mencegah exposure dan risiko. Selalu menunggu waktu yang tepat untuk mengambil keputusan
Orang  Miskin: Mengutamakan opportunity mengambil risiko dan exposure.  Cenderung mengejar-ngejar waktu dalam mengambil keputusan.

Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Mantan Vice President Director PT Lotteria Indonesia
Menulis 10 buku buku manajemen
Trainer dan Konsultan mengenai membuka paradigma baru tentang uang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini