Bisnis.com, PADANG—Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan perbankan Sumatra Barat mewaspadai peningkatan risiko kredit macet sektor UMKM menyusul masih tingginya tingkat suku bunga di awal tahun ini.
Bob Haspian, Deputi Kepala OJK Perwakilan Sumatra Barat menyebutkan potensi penaikan risiko kredit bermasalah atau (non performing loan/NPL) sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah tersebut masih tinggi.
“Apalagi, tingkat suku bunga masih cukup tinggi. Lalu, harga komoditas pertanian juga belum pulih, ini berisiko meningkatkan NPL,” katanya Selasa (24/3/2015).
Bob meminta bank meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, terutama ke sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang menerima kredit UMKM dengan pangsa pasar hingga 60,02% dan sektor pertanian dengan kontribusi UMKM 12,5%.
Data Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Sumbar yang dirilis Bank Indonesia mencatatkan rasio kredit macet sektor UMKM di Sumbar masih menyentuh 5,3% pada triwulan IV 2014 atau di atas ambang batas regulator 5%.
Sedangkan pertumbuhan kredit tersebut di triwulan IV 2014 mencapai 16,02% atau menjadi Rp14,5 triliun. Pertumbuhan kredit UMKM itu berkontribusi hingga 33,8% terhadap total penyaluran kredit di Sumatra Barat.
“Kami sudah surati perbankan untuk mewaspadai potensi kenaikan NPL di awal tahun ini. Karena sepanjang tahun lalu, sektor UMKM memang yang paling tinggi [rasio kredit macet],” katanya.
Sementara itu, industri perbankan Sumbar masih memprioritaskan kredit UMKM sebagai penopang penyaluran kredit di daerah itu.
PT BPD Sumatra Barat (Bank Nagari) misalnya menargetkan penyaluran kredit UMKM minimal 30% atau mencapai Rp600 miliar dari portofolio kredit bank milik pemda itu.
Direktur Utama Bank Nagari Suryadi Asmi mengatakan perseroan masih memprioritaskan penyaluran kredit ke sektor UMKM, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta menggerakkan ekonomi rumah tangga.
“Di Sumbar, ekonomi daerah masih ditopang UMKM. Kami perlu meningkatkan penyaluran ke sektor itu untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah,” katanya.
Meski begitu, Suryadi menjamin perseroan tetap prudent dengan meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit.
Saat ini, katanya, rasio NPL Bank Nagari masih berada di kisaran 3%, sehingga manajemen masih optimistis untuk meningkatkan penyaluran kredit yang ditergetkan tumbuh hingga 13%.
Sebelumnya, Pemprov Sumbar meminta perbankan dan industri keuangan nonbank meningkatkan kontribusi ke sektor UMKM untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel