Bank Indonesia Lakukan Roadshow Diseminasi Hasil KEKR di Bali

Bisnis.com,27 Mar 2015, 15:13 WIB
Penulis: Natalia Indah Kartikaningrum
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan Roadshow Diseminasi hasil Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan IV-2014./JIBI
Bisnis.com, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan Roadshow Diseminasi hasil Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan IV-2014 yang merupakan salah satu bentuk perhatian Bank Indonesia dalam melakukan upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Bali.
Dalam acara tersebut, disampaikan tekanan inflasi Bali di awal 2015 menunjukkan tren penurunan dimana dalam dua bulan terakhir, Bali mengalami deflasi sebesar -0,21% (ytd).
Dewi Setyowati, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengungkapkan, hal tersebut merupakan suatu apresiasi kepada tim pengendalian inflasi bali (TPID) yang telah bekerja keras dalam melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi di Bali.
"Salah satu upaya yang dilakukan adalah kegiatan operasi pasar dan pasar murah dalam menyikapi kenaikan harga beras yang terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Bali," tuturnya dalam roadshow diseminasi hasil kajian ekonomi keuangan regional (KEKR) provinsi Bali Triwulan IV-2014 , Kamis (26/3/2015).
Kepala Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita menyebutkan pihaknya terus menjaga stok beras di Bali tetap aman dan hingga saat ini persediaan beras di Bali mencapai 15.000 ton yang cukup untuk 5 bulan.
"Keamanan stok beras di Bali secara psikologis dapat memberikan dampak sangat besar bagi masyarakat," ungkapnya.
Dia menjelaskan, kegiatan operasi pasar yang telah diadakan di 42 titik lokasi selama 1 bulan terakhir ini telah membawa dampak yang luar biasa. Sebanyak 98 ton beras yang telah dihabiskan untuk kegiatan ini telah disalurkan dengan tepat sasaran yaitu kepada masyarakat miskin yang membutuhkan.
"Dengan adanya operasi pasar, harga beras di pasaran pun berangsur-angsur turun dan kami juga telah mengalokasikan raskin 2015 setiap bulan untuk disalurkan kepada desa/kelurahan yang ada di Bali," cetusnya.
Selain itu, disampaikan juga oleh Dewi bahwa perekonomian Bali masih dapat tumbuh kuat diatas perekonomian nasional.
"Berdasarkan tahun dasar 2010 ekonomi Bali selama tahun 2014 tumbuh 6,72% (yoy) di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,69% (yoy)," paparnya.
Dia menyatakan, secara spasial Denpasar, Badung dan Tabanan masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Bali. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Denpasar yang mencapai 6,77% (yoy), diikuti oleh kabupaten Badung sebesar 6,75% (yoy), dan Tabanan 6,35% (yoy).

"Secara sektoral, sektor pariwisata, hotel, dan restoran memberikan kontribusi besar khususnya untuk di Kabupaten Badung dan Denpasar," lanjutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini