TIMNAS U-16 vs Jepang, Pemain Dibuat 'Tak Aman'

Bisnis.com,29 Mar 2015, 22:46 WIB
Penulis: Newswire
Suporter Timnas Indonesia/Antara

Bisnis.com, MAKASSAR - Timnas Indonesia U-16 dijadwalkan menggelar dua pertandingan uji coba melawan Timnas Jepang di pada 15 dan 18 April 2015.

"Timnas U-16 akan menghadapi Jepang pada 15 dan 18 April di Karawang. Kita tentu akan berupaya memanfaatkan kesempatan uji coba ini secara maksimal," kata Asisten Pelatih Timnas U-16 Yeyen Tumena di Makassar pada Minggu (29/3/2015).

Mengenai dua laga uji coba tersebut, tim pelatih tetap akan berupaya bisa memenangi pertandingan. Meskipun itu bukan hal mudah, Timnas U-16 tetap optimistis mampu  meraih hasil maksimal pada laga tersebut.

Mantan pemain Ttimnas Primavera ini menjelaskan Timnas U-16 mulai menjalani pemusatan latihan di Karawang, Jawa Barat, pada Senin, sebagai persiapan menghadapi laga uji coba tersebut.

Setelah menghadapi Timnas Jepang, Timnas U-16 selanjutnya akan menjalani libur untuk persiapan mengikuti ujian nasional.

Para pemain timnas U-16, kata dia, baru kembali mengikuti pemusatan latihan pada 10 Mei 2015 hingga Ramadhan.

"Kita liburkan karena anak-anak menghadapi ujian. Kami kembali mengikuti TC pada pertengahan Mei. Selanjutnya 10 hari setelah Lebaran atau 27 Juli 2015, kita akan menghadapi kejuaraan AFF U-16 di Solo ," kata Yeyen.

Dibuat ‘Tidak Aman’

Mantan pemain PSM Makassar itu menyatakan untuk komposisi skuat sudah mengerucut menjadi 26 pemain, namun masih memungkinkan berubah hingga tampil di Piala AFF 2015.

"Kita tidak pernah membuat posisi pemain merasa aman sehingga akan selalu ada kompetisi. Kami juga akan terus mencari potensi-potensi yang ada untuk bisa bergabung dam memperkuat timnas di sejumlah ajang internasional," katanya.

Lebih jauh, dia mengakui soal pembinaan usia dini sebenarnya ada karatersitik usia. Itu pun yang membuat FIFA akhirnya membentuk suatu model kepelatihan khusus grass root.

Melalui model seperti itu sehingga dapat mengetahui filosofi dalam melatih anak usia dini. Namun yang menjadi persoalan, kata dia, karena apa yang menajdi poin dari modeal seperti itu belum bisa berjalan maksimal. Sosialisasi model seperti ini juga kurang merata di setiap daerah.

"Untuk para pelatih juga harus memahami tugas dan fungsinya. Sebab kadang kala ada anak yang memang sudah siap main namun ketika di lapangan justru menjalankan program latihan yang berbeda," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini