Kualitas Tenaga Profesional Film Indonesia Dinilai Kurang

Bisnis.com,30 Mar 2015, 19:39 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Bisnis.com, JAKARTA--Kurangnya kualitas tenaga kerja di industri film Indonesia dinilai menjadi salah satu faktor yang menghambat perkembangan sektor tersebut. Hari Film Nasional yang diperingati setiap tanggal 30 Maret menjadi momen intropeksi bagi semua kalangan. 
 
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan bagus tidaknya sebuah film ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang membuatnya. Minimnya kualitas dan pengetahuan para tenaga profesional di sektor ini membuat hasil akhir film Indonesia jauh tertinggal dibanding film asing. 
 
 
"Film yang bagus tak sepenuhnya menjadi tanggung jawab sutradara, tetapi produser, aktor/aktris, penulis skenario, pembuat lagu [soundtrack], dan lainnya. Meski jumlah penduduk Indonesia banyak, tenaga profesional film yang berkualitas bisa dihitung jari," ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/3).
 
Menurutnya, kurangnya daya saing tenaga kerja perfilman di Tanah Air disebabkan lantaran sedikitnya lembaga pendidikan yang menyediakan jurusan film dan penguasaan teknologi canggih dalam proses produksi.  
 
Lebih lanjut, dia menuturkan, jumlah judul film Indonesia sebetulnya mengalami kenaikan dari masa ke masa.
 
Sepanjang 2010-2014, jumlah produksi film layar lebar nasional tercatat 77 film, 82 film, 90 film, 105 film, dan 126 film. Namun, Djonny menyayangkan peningkatan jumlah tersebut tidak dibarengi dengan perbaikan kualitas film Nasional. 
 
Dia memaparkan sebagian besar judul film Indonesia yang tayang di bioskop tidak mampu menjaring banyak penonton. "Judul film Indonesia yang ditonton oleh lebih dari 300 ribu penonton hanya 10%.
 
Habibie & Ainun menjadi film yang paling sukses karena ditonton oleh 4,5 masyarakat Indonesia. Sisanya ya melempem tak bisa bertahan lama di bioskop," katanya. 
 
Berangkat dari hal tersebut, dia meminta pemerintah turun tangan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing pekerja film Nasional.
 
Salah satu caranya dengan memberikan beasiswa bagi para sineas dan pekerja di pusat film dunia, yaitu Hollywood, Amerika Serikat. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini