Bisnis Warteg Membuat Warga Tegal Perantauan Kaya Raya

Bisnis.com,30 Mar 2015, 07:46 WIB
Penulis: Newswire

Bisnis.com, JAKARTA - Jangan pandang sebelah mata bisnis Warung Tegal (Warteg). Siapa sangka, usaha warteg ini telah membuat sejumlah orang di Desa Sidokaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, menjadi orang kaya raya.

Sederat rumah mewah di desa itu, dimiliki oleh para pengusaha warteg. Rumah-rumah tersebut tampak kosong karena ditinggal pemiliknya bekerja di Jakarta sebagai pengusaha warteg.

Penduduk di sekitarnya pun agak enggan rumah-rumah itu dipotret. “Kalau tahu pedagang warteg sukses di kampung, pemilik bangunan di Jakarta akan semakin menaikkan harga sewanya,” kata lelaki yang tidak mau menyebutkan namanya.

Penduduk Sidokaton yang lain, Faizin, mengatakan harga sewa bangunan untuk warteg di Jakarta saat ini mencapai Rp 25 juta-Rp 30 juta per tahun. Menurut dia, warteg mengalami masa kejayaan pada tahun 80-an sampai 90-an. Sebab, harga sewa warung dan upah karyawan saat itu masih murah.

Hingga kini, dari sekitar 10.000 warga Desa Sidapurna, 50% masih menekuni usaha warteg di Jakarta. Pedagang yang tergolong sukses mendapat penghasilan kotor Rp 3 juta-Rp 5 juta per hari.

Penasehat Pusat Koperasi Warteg Jaya, Harun Abdi Manaf mengatakan mahalnya harga sewa bangunan dan kebutuhan pokok di Jakarta membuat sebagian pedagang warteg kini angkat kaki dan membuka usaha di kota lain.

“Sewa warung di Jakarta minimal tiga tahun, sekitar Rp 90 juta. Pedagang yang bermodal kecil tidak mampu bertahan,” katanya.

Bahkan ada juga orang Tegal yang membuka warteg di kota lebih kecil seperti Majalengka, Jawa Barat. Di sana, ada sebuah warteg yang sempat menghebohkan karena penjaganya amat cantik, bernama Sasa Darfika. Warteg ini berada di sisi Jalan Parapatan Raya, Majalengka, Jawa Barat.

Ternyata Sasa adalah putri pemilik warteg itu sendiri. Ia sempat kuliah di sekolah kebidanan tapi memutuskan berhenti dan memilih ikut menjaga warung yang ramai dikunjungi orang. Sasa bikin warteg yang buka setiap hari selama 24 jam itu laris manis. Rata-rata sehari melayani 300 orang lebih.

Sejak Sasa terkenal di media massa dan media sosial, dalam sebulan ini penghasilan warteg bertambah seiring meningkatnya pembeli.

Sempat ada yang kecewa karena tidak dilayani Sasa yang sedang istirahat tengah hari atau seusai jam kerjanya. "Dari rumah keluar sebentar untuk ketemu, daripada dibilang sok," ujar Sasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini