Antara Debt Collector, Nasabah, dan Kepentingan Perusahaan

Bisnis.com,30 Mar 2015, 21:19 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Ilustrasi Debt Collector

Sementara itu, keadaan yang kurang lebih sama juga terjadi pada seorang ibu rumah tangga di Pasuruan, Jawa Timur. Adriani, begitu dia sering disapa, mendadak mendapatkan perilaku tidak menyenangkan ketika dua orang pria menanyakan sebuah nama kepada dirinya. 

“Mereka tanya, apakah saya kenal pria yang bernama Muhammad. Karena saya memang tidak kenal, saya jawab tidak. Tetapi, mereka malah menuduh saya berbohong,” ungkap Adriani.

Usut punya usut, kedua pria tersebut merupakan debt collector dan sedang mencari seseorang yang belum membayar tagihan kendaraan bermotornya. Namun sayangnya, tambah Adriani, cara para debt collector dalam menagih juga seringkali ngawur.

Apalagi, para staf penagih tersebut tidak mengonfirmasi alamat krediturnya dengan cermat dan berhati-hati, sehingga seringkali pencarian itu berbuah dengan salah alamat.

“Kalau begini kan, orang lain yang tidak salah juga kena batunya. Cara mereka dalam menagih juga tidak sopan,” tekannya.

Pola penagihan yang dilakukan oleh sejumlah staf penagih memang banyak dikeluhkan, baik oleh kreditur maupun masyarakat luas. Hal tersebut tercermin dengan banyaknya pengaduan mengenai penagihan yang dilakukan debt collector.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini