Gandeng 4 Bank, Garuda Indonesia (GIAA) Hedging Valas Rp1 Triliun

Bisnis.com,01 Apr 2015, 04:36 WIB
Penulis: Sukirno
Kunjungan direksi Garuda Indonesia ke redaksi Bisnis Indonesia pada Selasa (31 Maret 2015). / Bisnis-swi

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. melakukan lindung nilai dengan cara cross currency swap senilai Rp1 triliun demi efisiensi akibat fluktuasi mata uang asing.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan efisiensi biaya yang dapat dilakukan oleh perseroan sepanjang tahun ini mencapai US$147 juta.

"Pekan ini kami akan cross currency swap lagi sekitar Rp1 triliun dengan target penghematan US$17 juta-US$18 juta dan kupon 2,8%-3%," ungkapnya saat berkunjung ke kantor Redaksi Bisnis, Selasa (31/3/2015).

Emiten berkode saham GIAA itu akan menggandeng empat bank untuk transaksi lindung nilai tersebut. Empat bank itu a.l. Standard Chartered Bank, Bank ANZ, PT Bank Mega Tbk, dan PT Bank International Indonesia Tbk. atau BII Maybank.

Pada awal Februari silam, Garuda telah melakukan transaksi hedging valas cross currency swap dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., dan Standard Chartered Bank senilai Rp1 triliun.

Perseroan melakukan transaksi swap atas obligasi rupiah ke mata uang dollar AS. Nilai referensi tukar yang digunakan berdasarkan JISDOR pada transaksi 13 Januari 2015, yaitu Rp12.608/US$ dengan suku bunga Rupiah yang menjadi acuan transaksi sesuai dengan tingkat kupon obligasi yaitu 9,25% per tahun (fixed), untuk frekuensi pembayaran bunga per triwulan.

"Untuk transaksi cross currency swap Februari telah menghemat US$17,1 juta dengan kupon 2,98% dan 3,2%," paparnya.

Sementara itu, badan usaha milik negara (BUMN) penerbangan itu akan menggaet empat bank untuk mengelola manajemen keuangan perseroan. Manajemen GIAA sebelumnya hanya memiliki dua bank untuk pengelolaan cash management dengan dana yang dikelola hingga Rp55 triliun.

Manajemen baru yang dipimpin oleh Direktur Utama Arif Wibowo menilai cash management yang hanya dilakukan oleh dua bank tersebut terlalu riskan bagi perseroan. GIAA memilih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan BII Maybank untuk pengelolaan rupiah, Citibank dan Standard Chartered Bank akan mengelola kas dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini