Di Karawang, Setrum Listrik Hama Tikus Makan Korban Manusia

Bisnis.com,05 Apr 2015, 00:20 WIB
Penulis: Newswire
Energi listrik disalurkan ke kawat-kawat yang telah dibentangkan di setiap pematang sawah. /Bisnis.com

Bisnis.com, KARAWANG - Badan Penyuluh Pertanian Perkebunan Perikanan dan Kelautan (BP4K) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan penggunaan jebakan setrum listrik untuk mengatasi hama tikus itu tidak dianjurkan, karena berbahaya.

"Kami tidak menganjurkan penggunaan jebakan setrum untuk mengatasi hama tikus, karena sangat berbahaya," kata Kepala Badan Penyuluh Pertanian Perkebunan Perikanan dan Kelautan setempat Nachrowi M Nur, saat dihubungi di Karawang, Sabtu (4/4/2015).

Serangan organisme pengganggu tanaman atau hama jenis tikus diakuinya bisa merugikan petani. Sebab bisa mempengaruhi hasil produktivitas padi.

Ia menyatakan untuk mengatasi hama tikus lebih baik dilakukan melalui gerakan kalagumarang. Pembasmian hama tikus dengan gerakan kalagumarang dinilai cukup efektif dibandingkan dengan menggunakan jebakan setrum.

"Melalui kalagumarang, maka pembasmian hama tikus bisa dilakukan secara serentak di daerah tertentu. Jadi itu efektif," katanya. Sedangkan penggunaan jebakan setrum dalam membasmi hama tikus dinilai tidak hanya kurang efektif. Tetapi juga membahayakan bagi petani dan warga setempat.

Dalam menggunakan jebakan setrum, itu memanfaatkan listrik. Energi listrik disalurkan ke kawat-kawat yang telah dibentangkan di setiap pematang sawah.

Terkait dengan bahaya penggunaan jebakan setrum, di beberapa daerah sekitar Karawang sempat tersiar kabar ada petani dan juga warga yang kesetrum setelah menginjak kawat listrik itu.

Atas hal itulah, Badan Penyuluh Pertanian Perkebunan Perikanan dan Kelautan Karawang tidak menganjurkan para petani di Karawang menggunakan jebakan setrum dalam membasmi hama tikus.

Nachrowi mengakui saat ini hama tikus sudah menyerang beberapa titik areal persawahan di Karawang. Tetapi belum terlalu luas penyebaran serangan hama tikus tersebut. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini