Berinvestasi memang tidak sama dengan menabung. Ketika menabung, Anda sudah paham bahwa jika tidak menyetor sejumlah dana di tabungan maka bisa saldo tabungan tidak akan bertambah. Abaikan tingkat bunga tabungan yang cukup kecil saat ini, rata-rata 1%-3 % per tahun.
Dalam berinvestasi, Anda harus rajin memantau kinerja investasi secara berkala. Hal itu penting karena Anda berinvestasi bukan hanya sekedar menempatkan ‘duit nganggur’. Ada tujuan keuangan yang hendak Anda capai dalam sekian tahun lagi.
Pedomannya, jika Anda berinvestasi untuk tujuan finansial satu tahun ke depan, Anda harus memantau kinerja investasi anda secara periodik setiap bulan. Untuk rencana finansial tiga tahun lagi, evaluasi bisa dilakukan enam bulan sekali. Sedangkan jika tujuan finansial jangka panjang (di atas 3 tahun), Anda bisa melakukan evaluasi satu tahun sekali.
Jika Anda menggunakan jasa financial planner, mereka akan menjadwalkan waktu untuk melakukan evaluasi sesuai rencana keuangan Anda. Namun jika tidak, sebaiknya Anda menyisihkan waktu 1-2 hari untuk mengotak-atik spread sheet dan mengerjakan sendiri evaluasi kinerja investasi Anda.
Sebelum mengevaluasi kinerja investasi, Anda sebaiknya mengevaluasi kondisi keuangan. Sebab, sangat tidak disarankan untuk berinvestasi ketika kondisi keuangan kurang sehat.
Beberapa komponen penting dalam perencanaan keuangan adalah dana darurat dan utang. Berapa dana darurat yang harus Anda miliki? Untuk pasangan menikah yang memiliki anak, disarankan memiliki dana darurat sebesar 12x kebutuhan bulanan. Sebagai contoh, pengeluaran bulanan rumah tangga Anda adalah Rp5 juta, maka minimal Anda harus memiliki dana Rp60 juta yang ditempatkan pada instrumen yang likuid seperti tabungan atau deposito.
Selanjutnya cek berapa besar utang Anda. Besar cicilan utang maksimal adalah 30% – 35 % di bawah pendapatan bulanan. Cicilan utang ini termasuk cicilan kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Jika kondisi keuangan Anda perlu penanganan segera, sebaiknya berkonsentrasi menyelesaikan persoalan itu terlebih dulu. Sebagai contoh, penggunaan kartu kredit yang nyaris mentok limit. Perlu diingat, kesuksesan proses berinvestasi sangat tergantung pada kondisi keuangan yang sehat.
Setelah Anda memastikan kondisi keuangan cukup sehat, Anda bisa melanjutkan investasi dengan lebih disiplin dan fokus.
Membandingkan kinerja
Bagaimana komposisi portofolio investasi Anda? Apakah sebagian besar atau seluruhnya Anda investasikan pada beberapa produk reksa dana?
Manajer investasi (MI) biasanya menggunakan rumus-rumus tertentu untuk mengevaluasi kinerja produk reksa dana yang mereka miliki. Anda bisa memanfaatkan fund fact sheet reksa dana yang dipublikasikan oleh MI secara rutin setiap bulan untuk bahan evaluasi kinerja. Atau, Anda juga dapat memanfaatkan account statement dari produk reksa dana yang Anda terima setiap bulan dari MI.
Sebagai contoh, Anda berinvestasi pada reksa dana saham ABC dan XYZ, dari dua MI yang berbeda. Investasi itu untuk keperluan biaya kuliah si kecil dengan jangka waktu 15 tahun. Saat ini investasi Anda telah berjalan selama 2 tahun. Untuk menghitung return yang Anda peroleh, Anda dapat menggunakan rumus: Tingkat Return = (NAB saat ini – NAB awal) / NAB awal x 100%.
Pada saat awal melakukan investasi pada 2 tahun lalu, Anda membeli unit Reksa Dana ABC pada harga NAB Rp5.977,68. Pada saat Anda melakukan evaluasi, harga NAB adalah Rp7.269,36. Dengan demikian, tingkat return yang anda peroleh dari Reksa Dana ABC adalah sebesar 21,61%. Sementara itu, NAB pembelian Reksa Dana XYZ adalah Rp15.865,65 dan NAB saat ini adalah Rp19.130,41. Maka, tingkat return Reksa Dana XYZ adalah sebesar 20,58%.
Kesimpulannya adalah kedua reksa dana saham yang Anda miliki selama 2 tahun telah memberikan tingkat return sama-sama di atas 20% dengan selisih return keduanya adalah 1%.
Kita ambil contoh lain. Anda berinvestasi untuk dana pensiun pada Reksa Dana Saham EFG dan PQR, dari 2 MI yang berbeda, untuk jangka waktu 25 tahun. Saat ini, Anda telah berinvestasi rutin selama 3 tahun. Sayangnya Anda tidak mencatat harga NAB saat mulai berinvestasi, dan lembar account statement juga tidak tersimpan.
Sebagai bahan evaluasi cepat, anda dapat memanfaatkan fund fact sheet (FFS) yang dengan mudah anda peroleh dari website MI. Silahkan arahkan perhatian Anda pada bagian kinerja historis, khususnya pada tabel kinerja. Di sini, data kinerja tingkat return reksa dana umumnya disajikan dalam periode 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, year to date (YTD), 1 tahun, 3 tahun, dan sejak peluncuran awal.
Dari hasil pengamatan pada FFS, Anda memperoleh data yang menunjukkan bahwa Reksa Dana EFG dapat memberikan tingkat return sebesar 37,81% dan Reksa Dana PQR sebesar 34,24% selama 3 tahun.
Setelah memperoleh data tingkat return masing-masing reksadana saham, Anda dapat melakukan perbandingan dengan benchmark-nya, yaitu IHSG. Contohnya untuk periode 3 tahun performa IHSG adalah naik sebesar 34,19 %. Di sini terlihat bahwa reksa dana saham pilihan Anda memiliki performa kinerja setara dengan IHSG.
Selanjutnya saya sarankan Anda mencari data NAB pembelian awal reksa dana yang Anda miliki. Atau lebih baik lagi Anda mendokumentasikan harga NAB dan jumlah unit pada saat melakukan pembelian rutin setiap bulan pada spread sheet terpisah. Ini akan sangat membantu Anda pada saat melakukan evaluasi pada periode berikutnya.
Mengavaluasi target
Sekarang mari kita evaluasi rencana keuangan Anda dan sejauh mana target Anda tercapai. Pada saat Anda melakukan perhitungan target dana kuliah si kecil pada 2 tahun yang lalu, berapa target return yang anda tentukan? Jika ternyata target return anda lebih tinggi dari kinerja saat ini maka ini saatnya melakukan penyesuaian rencana keuangan. Misalnya Anda mematok target return sebesar 15 % per tahun, sementara kinerja reksa dana yang Anda miliki hanya memberikan return 20% selama 2 tahun.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menyesuaikan rencana keuangan. Misalnya melakukan switching produk. Anda bisa mencari produk reksa dana saham lain yang kinerjanya lebih baik. Jika ternyata tidak ada, ini berarti kondisi pasar modal memang sedang tidak bagus. Alternatif lain adalah Anda tetap melanjutkan investasi pada produk reksa dana yang sama, tetapi dengan menambah nominal investasi rutin bulanan Anda agar target dana bisa tercapai.
Atau bisa juga Anda mengalihkan investasi pada instrumen lain. Namun, harus diingat jika mengambil langkah ini Anda harus memastikan tingkat resiko dan tingkat return-nya minimal setara dengan produk yang Anda miliki saat ini.
Langkah lainnya adalah Anda dapat melakukan diversifikasi investasi. Investasi rutin tetap Anda lakukan pada produk reksa dana existing, tetapi Anda menambah investasi pada instrumen lain. Misalnya selama ini Anda rutin berinvestasi sebesar Rp2 juta pada reksa dana saham, kemudian Anda mulai berinvestasi langsung di pasar modal dengan membeli saham BUMN berkinerja bagus.
Masing-masing alternatif memiliki plus minus tersendiri. Anda harus mempertimbangkan masak-masak sebelum mengambil langkah karena investasi bukanlah spekulasi. Ada target yang harus Anda capai sesuai rencana keuangan yang telah dibuat.
Penulis:
William Henley
CEO dan Founder IndoSterling Capital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel