Bank BUMN Sepakati Penurunan Bunga Deposito

Bisnis.com,13 Apr 2015, 02:27 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok bank pelat merah telah melakukan kesepatan untuk menurunkan bunga simpanan jangka berjangka (deposito) hingga 175 basis poin untuk menekan biaya dana.

Managing Director Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengungkapkan special rate bank plat merah sebelum adanya kesepakatan mencapai 9,5%, akan tetapi setelah ada kesepakatan sudah turun menjadi 7,75% pada awal April 2015.

"Kami [bank-bank BUMN] sudah ada kesepakatan untuk menurunkan bunga deposito. Jadi paling tinggi 7,75% sejak bulan lalu," ungkapnya, Kamis (9/4/2015).

Menurutnya, kesepakatan tersebut ditempuh untuk menekan biaya dana yang sempat membengkak.

Emiten berkode BMRI, sepanjang tahun lalu mencatatkan kenaikan beban bunga menjadi Rp23,5 triliun atau tumbuh 43,3% dari posisi Rp16,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Haru Koesmahargyo menjelaskan bahwa kesepatan tersebut diterapkan sama besar dengan suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS Rate) yakni 7,75%.

Menurutnya, angka tersebut dinilai tepat, sebab bila memberikan bunga di atas ketentuan tersebut maka LPS tidak akan menjamin uang yang disimpan.

"Kalau ada perusahaan swasta yang ingin menarik diri, maka kami melepaskan, sebab masih ada dana-dana milik pemerintah," ungkapnya.

Haru mengharapkan kesepatan tersebut bisa mengurangi persaingan antar bank-bank besar dan diharapkan bank-bank swasta bisa menurunkan bunga deposito juga.

Dia mengungkapkan kesepakatan yang dilakukan merupakan integrasi kesepahaman yang berjalan lancar.

Senior Vice President Consumer Deposits Group PT Bank Mandiri Tbk Setiyo Wibowo menuturkan kesepatan tersebut dirancang agar bank-bank besar tidak semakin bersaing, sehingga rate deposito yang ditawarkan menjadi sama.

"Kalau price yang diberikan bank sama, maka persaingan tidak semakin tinggi," katanya.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengungkapkan pada tahun lalu beban bunga perseroan mencapai 42% sehingga hal tersebut membuat laba terkontraksi. Namun, pada tahun ini, perusahaan tengah melakukan diversifikasi pendanaan.

"Kami mau mencari dana murah, lalu mencari dana dari pasar modal dengan menerbitkan surat utang," jelasnya.

Hingga Januari 2015, bank milik pemerintah mencatatkan kenaikan beban bunga deposito paling tinggi dari kelompok bank lain yakni tumbuh 65% secara year on year, menjadi Rp4,48 triliun.

Pertumbuhan tekanan biaya bunga deposito tertinggi kedua dicatatkan oleh bank pembangunan daerah (BPD) hingga 51,79% atau menjadi Rp929 miliar hingga Januari 2015 dari posisi Rp838 miloiar pada Januari 2014.

Sedangkan kelompok bank umum swasta negara (BUSN) devisa, BUSN non devisa, bank campuran dan asing mencatatkan kenaikan beban bunga deposito hingga Januari 2015 masing-masing 25,58%, 13,72%, 7,65% dan 9,12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini