Bisnis.com, PADANG—Otoritas Jasa Kuangan (OJK) akan melakukan penyelidikan terhadap kasus pembobolan dana nasabah Bank Nagari sebesar Rp350 juta.
Deputi Kepala Perwakilan OJK Sumatra Barat Bob Haspian mengatakan lembaganya akan menyelediki kasus raibnya uang tabungan dari rekening nasabah Bank Nagari.
“Kami akan selidiki apakah disebabkan karena kelemahan sistem atau human error,” katanya, Rabu (15/4/2015).
Menurutnya, OJK baru menerima laporan raibnya dana nasabah tersebut hari ini, dan diperkirakan penyelidikan memakan waktu satu minggu.
Bob menyebutkan jika kasus tersebut disebabkan karena kelemahan sistem bank, OJK akan mengevaluasi dan melakukan perbaikan prosedur untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Namun, jika kejadian itu disebabkan faktor kelalaian manusia, maka masuk ranah pidana dan menjadi kewenangan polisi untuk mengusutnya. Meski begitu, dana nasabah, kata Bob, tetap menjadi tanggungjawab bank.
Sebelumnya, Edison (53), nasabah Bank Nagari cabang Bukittinggi yang kehilangan uang Rp350 juta menduga ada kelalaian yang terjadi di bank milik Pemprov Sumbar dan 19 kabupaten/kota itu.
Sebab, imbuhnya, buku tabungannya bisa dimiliki pula oleh orang lain.
“ATM ada sama saya, buku tabungan juga. Artinya buku tabungan yang ada sama pelaku itu palsu. Ada apa dengan sistem keamanan Bank Nagari,” katanya.
Dia menuturkan baru mengetahui saldo tabungannya berkurang Rp350 juta pada Senin (13/4/2015) saat melakukan penarikan uang Rp2 juta untuk membayar uang kuliah anaknya.
Panik, Edison lalu meminta bank memblokir rekeningnya, melapor ke kepolisian resor (Polres) Kota Bukittinggi dan meminta penjelasan dari kantor cabang Bank Nagari di Bukittinggi.
Menurutnya, tabungannya raib setelah diambil seseorang yang mengatasnamakan dirinya di Bank Nagari cabang Solok, dengan menggunakan buku tabungan.
Pelaku diperkirakan menggunakan buku tabungan palsu dan kartu tanda penduduk (KTP) palsu untuk melakukan penarikan dua kali dengan nilai masing-masing Rp50 juta dan Rp300 juta pada Jumat (10/4/2015).
Edison menilai ada keanehan dalam sistem keamanan Bank Nagari, karena fotokopi KTP yang digunakan pelaku berbeda dengan foto dan tanda tangan di KTP asli yang dimilikinya.
“KTP yang digunakan juga palsu, wajahnya bukan wajah saya, tanda tangannya pun tidak sama, tapi bisa ambil uang, ini kan aneh,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel