KTT ASIA AFRIKA KE-60: Kemerdekaan Palestina Masih Jadi PR Besar

Bisnis.com,16 Apr 2015, 20:10 WIB
Penulis: Lili Sunardi
Suasana di Palestina seusai serangan udara Israel beberapa waktu lalu./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kemerdekaan Palestina sebagai negara yang mandiri menjadi pekerjaan rumah peserta Konfrensi Asia Afrika (KAA) yang sejak awal memperjuangkan kemerdekaan seluruh negara di dua benua tersebut.

Andi Widjajanto, Sekretaris Kabinet, mengatakan saat ini pembahasan mengenai deklarasi dukungan kepada Palestina sudah mencapai 90%. Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih merumuskannya bersama dengan perwakilan negara peserta.

“Ketika KAA 1955, ada keinginan untuk memerdekakan bangsa-bangsa di Asia. Satu pekerjaan rumah yang tersisa dari agenda itu adalah Palestina,” katanya, Kamis (16/4/2015).

Andi menuturkan Indonesia akan kembali menyebarkan pesan dan memperlihatkan komitmennya untuk memerdekakan Palestina. Nantinya, pesan tersebut akan ditindaklanjuti di level PBB, dengan dukungan dari negara-negara peserta KAA.

Konfrensi Asia Afrika (KAA) akan menghasilkan tiga dokumen yang akan menjadi kesepakatan dan dideklarasikan pada perayaan ke-60 event tahunan tersebut, yakni Pesan Bandung, Deklarasi Untuk Menghidupkan Kembali the New Asian-African Strategic Partnership (NAASP), dan Deklarasi Dukungan Untuk Palestina.

Pesan Bandung akan berisi pesan yang visioner, mengedepankan kerja sama yang baru secara nyata, dan revitalisasi penguatan kemitraan Asia-Afrika pada solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial-budaya sebagai tiga pilar utama.

Deklarasi untuk menghidupkan kembali NAASP akan mencakup penguatan solidaritas, persahabatan, dan kerja sama. Kemudian kajian ulang terhadap perkembangan kerja sama NAASP selama 10 tahun terakhir.

Sementara itu, deklarasi untuk mendukung Palestina akan memberikan dukungan secara konsisten terhadap pendirian Negara Palestina dan hak-hak dasar warganya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini