Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto terpilih sebagai Ketua umum Asbisindo periode 2015-2018.Agus terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) di Jakarta 16 April 2015 menggantikan Ketua Umum sebelumnya Yuslam Fauzi
Agus usai terpilih menyatakan bahwa ke depan tantangan bank syariah makin tinggi antara lain peningkatan market share, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berdampak pada kebutuhan tenaga SDM berkompetensi tinggi serta fokus bisnis sebagai bank syariah. Di sisi lain, saat ini kondisi perbankan syariah secara umum sedang melambat.
Dalam siaran persnya sore ini, Kamis (16/4/2015), Ketua Asbisindo terpilih ini menegaskan Asbisinso memiliki peran strategis di dalam mengembangkan bank syariah di Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal seperti sosialisasi, kompetensi SDM, permodalan, sengketa di lembaga peradilan, pengembangan (diversifikasi) produk.
Bank syariah juga masih mengalami unincentive regulatory di antaranya terkait kebijakan BI/OJK khususnya yang berkenaan dengan perlakuan tingkat kolektibilitas, pengaturan perubahan proyeksi pembiayaan, dan pengaturan tentang bantuan likuiditas dari BI.
Meski demikian, bank syariah Indonesia berpotensi tumbuh pesat untuk menjadi pemain utama bank syariah di lingkup global dengan dukungan (i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi nasabah industri keuangan syariah; (ii) prospek ekonomi yang cerah, yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dengan kisaran 6,0%-6,5% yang ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid; dan (iii) memiliki sumber daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi di perbankan Syariah.
‘’Kami siap menjalankan program kerja yang telah diputuskan oleh Munas,’’ kata Ketua Umum Asbisindo yang baru ini.
Asbisindo merupakan wadah komunikasi tidak saja antarbank syariah tapi juga menjadi mitra regulator seperti BI dan OJK, lembaga pemerintah, serta Parlemen dalam menyusun kebijakan terkait pengembangan ekonomi secara umum dan perbankan syariah secara khusus.
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) sebagai organisasi lahir di Bandung pada 31 Maret 1992 dan merupakan wadah koordinasi lembaga keuangan syariah. Untuk pertama kali keanggotaaanya hanya terdiri atas lima BPRS dan kemudian keanggotaan terbuka untuk seluruh bank syariah yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), serta Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Asbisindo menjadi sarana perjuangan dan koordinasi insan perbankan syariah nasional termasuk menjadi mitra pemerintah dan parlemen dalam mendiskusikan berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan seperti pembahasan RUU Perbankan dan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, Asbisindo juga menjadi penghubung kerja sama bisnis antara lembaga perbankan syariah di Indonesia dengan negara tetangga seperti pengembangan bisnis dengan Association of Islamic Banking Malaysia (AIBIM).
Sejak 2008, Asbisindo dipimpin oleh BUS dan dalam perjalanannya berhasil menjadi mitra regulator dalam pembentukan UU Perbankan Syariah, UU Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)..
Peranan Asbisindo terhadap BI di antaranya adalah ikut serta mendampingi lahirnya iB Campaign, menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah di Jakarta dan berpartisipasi dalam menyosialisasikan perekonomian syariah.
Asbisindo berperan serta dalam mengembangkan industri keuangan syariah bersama dengan bank konvensional dalam wadah organisasi Persatuan Perbankan Nasional (Perbanas).
Bersama DSN MUI, Asbisindo juga menjadi sebagai salah satu mitra strategis dalam mengeluarkan produk, ide-ide dan kegiatan sosialisasi lembaga keuangan syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel