Kekerasan Xenofobia Merebak di Afrika Selatan

Bisnis.com,17 Apr 2015, 09:10 WIB
Penulis: Newswire

Kabar24.com, JOHANNESBURG--Kekerasan Xenofobia merebak di Afrika Selatan yang memicu bentrokan antara orang asing dan warga lokal di seantero negeri.

Presiden Jacob Zuma telah menyerukan diakhirinya kekerasan xenofobia yang meningkat dan mencengkeram banyak bagian negeri tersebut.

"Apa yang terjadi di negara kita tak bisa diterima sama sekali," katanya dalam pesan yang disiarkan ke seluruh negeri itu melalui saluran televisi dan radio, Rabu (15/4).

Kekerasan telah tersebar sampai ke Johannesburg, tempat sejumlah toko milik orang asing dijarah di tengah bentrokan antara orang asing dan warga lokal pada Rabu pagi, sehingga beberapa orang cedera.

Peristiwa di Johannesburg terjadi setelah kekerasan serupa di beberapa kota praja di seluruh Kota Pantai Durban selama beberapa pekan belakangan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Kerusuhan di sana telah menewaskan lima orang dan melukai puluhan orang lagi. Ratusan toko milik orang asing dan rumah orang asing telah dijarah dan ribuan orang asing kehilangan tempat tinggal.

"Saya kira ini harus dihentikan sekarang, sebab kita tak bisa terus saling membunuh," kata Zuma.

Rangkaian paling akhir kerusuhan itu dipicu oleh keluhan di kalangan rakyat lokal Afrika Selatan bahwa sebagian orang asing, yang mereka katakan, memasuki negeri tersebut secara tidak sah, melakukan bisnis tidak sah, dan merampas lapangan kerja setempat bahkan melakukan kejahatan.

"Kami tak bisa menerima bahwa ketika ada tantangan, kita kemudian menggunakan kekerasan, terutama terhadap saudara dan saudari kita dari benua yang sama," kata Zuma.

Kebanyakan orang asing yang diserang berasal dari Malawi, Somalia, Ethiopia, Nigeria dan beberapa negara lain Afrika.

Zuma mengatakan pemerintah menyadari 'kekecewaan' yang telah disampaikan oleh rakyat Afrika Selatan dan berusaha keras untuk menemukan cara untuk menciptakan hidup berdampingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini