Bisnis.com, JAKARTA--- PT Waskita Karya (Persero) Tbk., perusahaan konstruksi milik negara, menunjuk PT Bahana Securities, PT Danareksa (Persero) dan PT Mandiri Sekuritas sebagai pelaksana penjamin pelaksana emisi untuk mengurus right issue perseroan.
Setelah penetapan pelaksana penjamin emisi tersebut, tahap yang harus dilalui oleh emiten berkode saham WSKT itu adalah memperoleh persetujuan DPR.
Direktur UtamaWaskita Karya Muhammad Choliq berharap izin right issue tersebut dapat keluar sebelum masa reses anggota DPR pada akhir bulan ini.
Choliq mengatakan perusahaan telah melakukan rapat dua kali bersama Komisi VI dan direncakan kembali bertemu pada Rabu (22/4).
“Saya harap sebelum reses sudah ada persetujuan,” katanya seusai rapat bersama Komisi VI, Senin (20/4).
Dalam paparan Waskita Karya kepada anggota DPR, periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) tersebut akan dimulai pada 15 Juni 2015 dan berakhir pada 22 Juni 2015.
Akhir pembayaran pemesanan saham tambahan ditetapkan pada 2 Juli 2015 serta pembeli siaga melaksanakan kewajibannya 6 Juli 2015.
Perusahaan juga memperkirakan Otoritas Jasa Keuangan bakal mengeluarkan Surat Pernyataan Efektif pada 8 Juni 2015. Perusahaan akan menggelar RUPS untuk membahas Right Issue itu pada 10 Juni 2015.
Perusahaan mengasumsikan harga saham pada saat right issue tersebut sebesar Rp1.100 per lembar. Choliq mengatakan penetapan harga itu dilakukan setelah perusahaan melakukan kajian. “Kajian itu untuk estimasi berapa kira2 berapa jumlah saham yang mau dilepas dari saham portepel,” katanya.
Jumlah lembar saham baru yang bakal ditawarkan pada saat right issue mencapai 4,81 miliar atau 29% dari jumlah lembar saham baru terhadap saham portepel yang mencapai 16,27 miliar per 31 Desember 2014.
Seperti diketahui, Waskita Karya berencana menggelar right issue dengan target perolehan dana Rp5,3 triliun. Sekitar Rp3,5 triliun di antaranya berasal dari penyertaan modal negara (PMN).
Pada saat ini, pemerintah memiliki 6,54 miliar lembar saham perusahaan atau sekitar 67,33% dari jumlah seluruh saham perusahaan dan sisanya publik memiliki 3,77 miliar lembar saham atau 32,67%.
PMN tersebut bakal digunakan untuk menggarap 8 proyek senilai Rp53 triliun. Proyek itu terdiri dari proyek transmisi listrik 500 Kilovolt di Sumatera dan 7 ruas jalan tol di berbagai daerah Jawa dan Sumatera.
Proyek jalan bebas hambatan tersebut terdiri dari ruas Bekasi-Cawang-Kampung Melayu dengan ruas 21,4 km senilai Rp7,23 triliun, Pejagan-Pemalang (57,5 km, Rp5,52 triliun), Pemalang-Batang (39,2 km, Rp4,08 triliun), Batang-Semarang (75 km, Rp7,23 triliun), Ciawi-Sukabumi (7,78 km, Rp7,75 triliun).
Ruas jalan tol lainnya adalah Legundi-Bunder (30 km, Rp4,6 triliun), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (43,9 km, Rp4,07 triliun).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel