Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah perusahaan multifinance belum menurunkan target pembiayaan untuk alat berat kendati lini bisnis tersebut diprediksi masih tertekan sampai akhir tahun.
Tren pelemahan harga komoditas dan regulasi soal pertambangan membuat pertumbuhan pembiayaan sewa guna usaha (SGU) khususnya alat berat terus melambat dalam tiga tahun terakhir, bahkan turun pada tahun lalu.
Meski demikian, Direktur PT Buana Finance TBK Herman Lesmana meyakini belum ada perubahan penyaluran dalam portofolio perusahaannya. Tahun lalu, sektor SGU masih menyumbang 70% dari total pendapatan sebesar Rp2,3 triliun.
Dia mengatakan porsi pembiayaan alat berat menyumbang 55% dari total penyaluran sektor SGU tahun lalu. Tahun ini, dia mengatakan substitusi pembiayaan selain dari pertambangan masih dikedepankan untuk memacu pendapatan di lini usaha itu.
“Tahun ini relatif sama. Kami andalkan subtitusi pembiayaan alat berat untuk usaha HTI [hutan tanaman industri], konstruksi dan kelapa sawit, karena pertambangan masih lesu,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (22/4/2015).
Selama tiga tahun terakhir, komposisi portofolio Buana Finance dalam penyaluran alat berat memang berubah signfikan. Pada 2011, subsektor pertambangan masih menyumbang 70% total penyaluran pembiayaan alat berat.
PT BFI Finance TBK juga memperkirakan porsi pembiayaan alat berat masih akan sama kendati terjadi penurunan porsi dalam portofolio perusahaanya pada tahun lalu.
Dari total penyaluran pembiayaan sebesar Rp11,2 triliun tahun lalu, pembiayaan alat berat hanya berkontribusi 11% atau turun dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 12%.
Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance mengatakan pihaknya akan lebih banyak bermain di sektor konstruksi, mengingat hal tersebut jadi perhatian pemerintah saat ini.
“Secara komposisi tidak akan terlalu bergeser kami kira paling sama dengan 2014,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel