Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Syariah Mandiri gencar melakukan penghimpunan dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan untuk menjaga stabilitas kinerja perseroan.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto menuturkan jika bank-bank memiliki porsi dana murah yang tinggi terhadap dana pihak ketiga (DPK) maka perusahan tersebut akan mampu menghadapi gejolak terutama terhadap perubahan bagi hasil.
Hingga Maret 2015, DPK BSM berada mencapai Rp59,75 triliun atau tumbuh 8,35% year on year dibandingkan posisi Maret 2014 yang sebesar Rp55,15 triliun. Adapun komposisi dana murah BSM hingga kuartal I/2015 mencapai 47,59% atau senilai Rp28,43 triliun. Dia mengungkapkan, meningkat dibandingkan dengan posisi Maret 2014 di mana komposisi dana murah sekitar 47,43% atau terdapat sedikit peningkatan.
‘’Kami harus mengejar peningkatan giro dan tabungan karena lebih stabil atau tidak rentan terhadap perubahan bagi hasil,’’katanya Selasa (21/4/2015).
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total DPK yang dihimpun oleh bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp210, 29 triliun atau tumbuh 18% secara year on year dari posisi Rp178,15 triliun pada Februari 2014.
Adapun komposisi DPK industri perbankan syariah yakni giro wadiah, deposito mudharabah dan tabungan mudharabah masing-masing mencapai Rp14,52 triliun, Rp121,06 triliundan Rp61,35 triliun. Sedangkan untuk untuk DPK berdenominasi valas untuk produk giro wadiah, deposito mudharabah dan tabungan mudharabah masing-masing senilai Rp2,96 triliun, Rp9,65 triliun dan Rp732 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel