Perhutani Siapkan Lahan 267.000 Hektare untuk Padi dan Jagung

Bisnis.com,22 Apr 2015, 08:03 WIB
Penulis: Farodlilah Muqoddam
Petani memanen jagung./Antara-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Perhutani menyiapkan lahan sekitar 267.000 hektare dalam kerja sama pengadaan padi dan jagung dengan Perum Bulog.

Direktur Pengusahaan Sumber Daya Hutan (PSDH) Perum Perhutani Heru Siswanto mengatakan sebanyak 100.000 hektare lahan disiapkan untuk tanaman padi sedangkan 167.000 hektare dialokasikan untuk jagung. Target produksi padi ditetapkan 500.000 ton sedangkan produksi jagung ditargetkan mencapai 1 juta ton.

“Nanti semua masuk ke Bulog, terutama padi,” ujarnya Selasa (21/4/2015).

Menurut Heru, penyerapan padi dan jagung oleh Bulog akan dimulai pada musim tanam tahun ini yang diperkirakan berlangsung sejak Mei 2015 untuk komoditas padi yang ditanam pada Januari dan Februari. Kerja sama dengan Bulog dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas padi dan jagung yang ditanam oleh petani di lahan yang dikelola oleh Perum Perhutani.

Selama ini, lanjutnya, petani diberikan keleluasaan untuk menanam palawija di sela-sela tanaman pokok milik Perhutani, namun seringkali terkendala dalam penanganan pascapanen. Para petani umumnya menjual hasil panen kepada pengijon atau tengkulak yang cenderung menetapkan harga rendah.

“Selama ini jualnya belum terkoordinasi dengan bagus. Agar terhindar dari pengijon, Perhutani bikin MoU dengan Bulog untuk penanganan pascapanen,” katanya.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menambahkan kerja sama dengan Bulog dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang dimiliki oleh Perhutani. Dengan sumberdaya yang dimiliki, Perhutani berambisi menjadi off taker untuk produk padi serta membantu upaya pemerintah menjaga stabilitas harga beras.

Pemanfaatan lahan untuk pertanian padi dan jagung merupakan bagian dari upaya Perhutani untuk meningkatkan kapasitas produksi di lahan aset yang membentang dari Madura hingga Banten. Perum Perhutani memiliki dua area lahan yaitu hutan negara dan aset lahan milik perusahaan, masing-masing seluas dua juta hektare.

“Ini untuk mendukung program ketahanan pangan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini