PD Dharma Jaya Keluhkan Peredaran Daging Ilegal

Bisnis.com,23 Apr 2015, 23:33 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Ilustrasi/Bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam rapat pimpinan menugaskan Bidang Ketahanan Pangan Biro Perekonomian untuk rapat dengan BUMD pangan. Dalam rapat tersebut muncul laporan kendala yang dialami PD Dharma Jaya untuk mempertahankan harga daging.
 
Direktur Utama PD. Dharma Jaya. Marina Ratna Dwi Kusumajati mengaku stok yang dimiliki PD Dharma Jaya masih dibawah target. Meskipun begitu Marina tetap tenang dan tidak meminta PMP dari Pemprov DKI. Ia ingin memaksimalisasi permodalan melalui pinjaman di Bank DKI. PMP hanya akan digunakan untuk investasi dan pengadaan bibit sapi.
 
Kepada Bisnis Marina mengaku sulit mempertahankan harga daging di kisaran Rp75 ribu hingga Rp85 ribu. Saat ini PD. Dharma Jaya bersaing dengan penyuplai daging ilegal. Daging ilegal yang beredar tersebut disinyalir berasal dari Indonesia. Di tengah kendala ini PD Dharma Jaya tetap optimis bisa menargetkan operasi pasar antara 70-100 ton.
 
Saat ini saya hanya punya stok 25 ton. Maka disampaikan dalam rapat tadi PD. Dharma Jaya ingin operasi operasi pasar 70 ton tetapi untuk tetap stabil kami membutuhkan 83-88 ton," (22/4).
 
Marina mengaku tidak khawatir dengan kendala eksternal yakni persaingan daging ilegal yang diakui customer sebagai daging impor asal Australia. Padahal daging dari Australia sudah dilarang peredarannya di Indonesia. Marina sudah mensiasati kekurangan stok PD. Dharma Jaya dengan mendapatkan stok daging beku dari Pemprov NTT sebanyak 100 ton dan dari Surabaya sebanyak 100 ton.
 
Untuk masa short term ini daging ilegal menjual Rp70 ribu sampai R80 ribu sementara kami dari daging asli hanya mempertahankan harga Rp75 ribu hingga Rp85 ribu, dan kini kami mengkhawatirkan harga daging malah meningkat saat Lebaran," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini