Bisnis.com, JAKARTA—Selain mengandalkan produk non-bundling, perusahaan asuransi juga mulai menggenjot kontribusi produkbundling yang biasanya melekat di asuransi jiwa kredit, mikro, dan business banking.
“Jika dilihat dari proporsinya, produk asuransi non bundling memang lebih banyak ketimbang bundling. Premi yang dikumpulkan pun [bundling] pun tidak terlalu banyak.,” kata Plt. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu kepada Bisnis, Jumat (24/4).
Menurutnya, kebanyakan produk yang dijual melalui bundling antara lain asuransi jiwa kredit, business banking,mikro, dan kecelakaan (personal accident). Tidak hanya itu, kehadiran produk asuransi yang dibundling menguntungkan bagi bank, mitra, dan nasabah.
Kendati demikian, Togar tidak dapat menjelaskan secara rinci karena data yang spesifik mengenai produk bundling dan non bundling tidak ada dalam data AAJI.
Guna memenangkan ketatnya persaingan di dunia asuransi, PT Asuransi Jiwa Sequis Life (Sequis) bakal menggenjot pelayanan, tak terkecuali di segmen produk bundling. Pelayanan yang dimaksud adalah klaim dan proses underwriting yang cepat.
“Salah satu produk bundling kami adalah asuransi jiwa kredit yang melekat di kredit pemilikan rumah [KPR]. Tahun lalu sempat tumbuh bagus, tapi sekarang sedikit turun karena KPR-nya juga turun,” jelas Presiden Direktur dan CEO Sequis Tatang Widjaja.
Strategi bundling juga dilakukan oleh PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth). Pada tahun ini, Mandiri Inhealth berniat memacu pertumbuhan asuransi nonkesehatan hingga Rp200 miliar.
Untuk segmen non kesehatan, Mandiri Inhealth telah memasarkan sejumlah produk a.l asuransi jiwa kredit, dan business banking ke nasabah Bank Mandiri.
“Produk non kesehatan misalnya asuransi jiwa kredit, biasanya di-bundling dengan produk perbankan misalnya kredit kepemilikan rumah [KPR]. Kami sudah bekerja sama dengan beberapa perbankan,” kata Chief Marketing and Distribution Officer Mandiri Inhealth Dikdik Yustandi.
Perusahaan lainnya yakni PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) juga melirik produk alternatif a.l berbentuk personal accident (PA) atau mikro. Konsep produk alternatif tersebut dinamakan varia dan didistribusikan secara bundling.
Bahkan, ASBI menargetkan mampu meraup pendapatan premi hingga 26% khusus produk asuransi varia pada tahun depan. Kepercayaan diri tersebut muncul dari performa asuransi varia yang diperkirakan terus menembus Rp58 miliar sampai akhir tahun ini.
“Asuransi mikro dan PA ini memiliki peluang besar untuk tumbuh lebih agresif tahun depan. Apalagi, dengan kapasitas teknologi informasi yang memadai dan sumber daya manusia [SDM], kami yakin distribusinya akan menjadi semakin efisien,” kata Reniwati Darmakusumah, Direktur Marketing dan Penjualan ASBI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel