Harga Jagung, Gandum, dan Kedelai Diproyeksikan Terus Tertekan

Bisnis.com,27 Apr 2015, 11:21 WIB
Penulis: Surya Rianto
harga jagung, gandum, dan kedelai diprediksi terus melemah/ilustrasi

Bisnis.com, CHICAGO – Beberapa hedge fund bertaruh harga komoditas biji-bijian seperti gandum, jagung, dan kedelai akan semakin terpuruk pada tahun ini. Pasalnya, produksi di sejumlah negara produsen diprediksi semakin tinggi sehingga pasokan global akan terus melimpah.

Gillian Rutherford, Manajer Komoditas Pacific Investment Management Co., mengatakan surplus pasokan komoditas pertanian sektor biji-bijian di Amerika Serikat akan semakin membanjir. Kondisi itu berarti memperburuk surplus pasokan secara global.

“Sulit melihat harga komoditas biji-bijian akan berbalik arah pada tahun ini,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Senin (27/4).

United State Department Agriculture (USDA) memproyeksikan pada tahun ini pasokan kedelai di Amerika Utara dan Eropa pada tahun ini bisa mencapai 89,55 juta metrik ton.

Sementara itu, pasokan jagung dunia akan naik 10% pada 2015 dibandingkan dengan 2014, sedangkan pasokan gandum akan meningkat 5,7% dibandingkan dengan tahun lalu.

Namun, Sameer Samana, Ahli Strategi Global Wells Fargo Investment Institute, mengingatkan saat ini pasar terlalu fokus melihat pasokan, sedangkan sisi permintaan malah diabaikan.

“Kami masih melihat potensi rebound harga komoditas biji-bijian tersebut. Produksi si sejumlah produsen memang akan meningkat, tapi adapula beberapa produsen yang produksinya terancam cuaca buruk,” ujarnya.

Salah satunya, produksi gandum di India yang diprediksi akan jatuh ke level terendah dalam 12 tahun terakhir. Produksi  di India diproyeksikan tertekan oleh cuaca buruk berupa hujan lebat dan es.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 11:12 WIB, harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,54% menjadi US$3,67 per bushel, sedangkan harga gandum stagnan di level US$4,88 per bushel.

Adapun, harga kedelai naik 0,1% menjadi US$9,71 per bushel.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini