Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank OCBC NISP Tbk optimistis mampu mencapai target pertumbuhan laba bersih sebesar 20% kendati pada kuartal I/2015 perusahaan baru membukukan kenaikan laba bersih sebesar 9% secara year on year.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan pada 3 bulan pertama tahun ini, laba bersih perusahaan tercatat naik dari Rp341 miliar pada Maret 2014 menjadi Rp372 miliar.
“Pada kuartal I/2015, pertumbuhan loan kami memang belum sesuai harapan karena kondisi makro yang kurang kondusif. Kami terus upayakan pencapaian sesuai rencana di samping berharap semakin kondusifnya kondisi makro Indonesia,” ujar Parwati ketika dihubungi Bisnis, Senin (27/4).
Adapun, laba bersih tersebut disumbang kenaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional.
Dari laporan keuangannya, pendapatan bunga bersih emiten berkode saham NISP ini naik 8% y-o-y dari Rp907 miliar menjadi Rp981 miliar pada kuartal I/2015.
Sementara itu, pendapatan operasional NISP naik 4% y-o-y menjadi Rp1,18 triliun pada triwulan I/2015 dari Rp1,13 triliun.
Pada triwulan pertama tahun ini, NISP juga tercatat telah menyalurkan kredit senilai Rp69,97 triliun atau naik 10% dari Rp63,57 triliun di periode yang sama pada 2014.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perusahaan melaju lebih tinggi atau naik 31% y-o-y dari Rp62,82 triliun pada Maret 2014 menjadi Rp82,41 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Dengan pencapaian tersebut, loan to deposit ratio (LDR) OCBC NISP pun menurun hingga menyentuh posisi 84,6% pada kuartal I/2015 dari 100,8% di periode yang sama tahun lalu.
Adapun, aset perusahaan naik 21% y-o-y menjadi Rp115 triliun dari Rp94,9 triliun pada triwulan I/2014.
Sementara itu, hingga akhir Maret 2015, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) NISP tergerus tipis dari 4,1% pada Maret 2014 menjadi 3,8%.
Di sisi lain, non performing loan (NPL) perusahaan naik tipis dari 0,4% pada kuartal I/2014 menjadi 0,8% di periode yang sama pada tahun ini.
Sebelumnya, Managing Director Bank OCBC NISP Hartati mengatakan tahun ini perusahaan menargetkan mampu membukukan pertumbuhan laba besih sebesar 15%-20%.
Menurut Hartati, nantinya raihan laba bersih tersebut bakal didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang diproyeksikan naik pada kisaran 15%-20%.
Adapun, lanjut dia, kenaikan pendapatan bunga bersih bakal disumbang peningkatan penyaluran pinjaman yang juga dibidik naik di posisi 15%-20% pada akhir 2015.
Pada tahun ini, Hartati juga menyebutkan pihaknya akan menjaga NIM di posisi 4%. Sebagai bantalan penurunan NIM, tambah Hartati, perusahaan menargetkan fee based income naik 20% pada tahun ini.
“Kami fokuskan memperoleh fee based dari trade finance dan bisnis wealthmanagement,” jelas Hartati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel