WWF: Dunia akan kehilangan 80% Hutan Pada 2030

Bisnis.com,29 Apr 2015, 00:41 WIB
Penulis: Emanuel Tome Hayon
Hutan/Ilustrasi

Bisnis.com,JAKARTA - Lembaga Lingkungan Hidup International (WWF) merilis laporan terbaru yang mengidentifikasi bahwa terdapat 11 wilayah di dunia di antaranya adalah daerah tropis yang berkontribusi terhadap hilangnya 80% lebih luas hutan secara global hingga 2030.

Dalam laporan yang merupakan bagian terakhir dari WWF Living Forest Report itu, dinyatakan lebih dari 170 juta hektar hutan bisa hilang dalam periode 2010-2030, pada wilayah-wilayah yang disebut sebagai deforestation fronts.

Wilayah yang disebut sebagai deforestation fronts dalam laporan ini adalah Amazon, Atlantic Forest dan Gran Chaco, Borneo, Cerrado, Choco-Darien, Congo Basin, Afrika Timur, Bagian Timur Australia, Greater Mekong, New Guinea dan Sumatra.

Beberapa dari tempat  ini memiliki nilai  kekayaan keanekaragaman hayati di dunia, termasuk di dalamnya satwa yang terancam punah seperti orang-utan dan harimau. Selain itu, semua tempat ini  juga merupakan rumah bagi masyarakat adat.

 Rodney Taylor, Direktur Program Hutan WWF International mengatakan bahwa bisa dibayangkan, hutan yang membentang sepanjang Jerman, Perancis, Spanyol dan Portugal akan musnah dalam waktu 20 tahun.

“Kami berupaya untuk mencari cara bagaimana kita dapat menangani risiko ini sehingga dapat tetap menyelamatkan masyarakat yang hidupnya bergantung pada hutan, dan juga memastikan karbon tetap tersimpan dalam hutan, serta hutan tetap menyediakan air, kayu juga tempat hidup bagi berjuta spesies," ujar Rodney, Selasa (28/4/2015).

 Menurutnya, laporan ini didasari pada analisis WWF sebelumnya yang menunjukkan bahwa lebih dari 230 juta hektar hutan akan hilang pada 2050 jika tidak ada aksi nyata yang dilakukan.

 Selain itu, sambungnya, laju hilangnya hutan harus dihentikan hingga mendekati nol pada 2020 untuk menghindari dampak perubahan iklim dan kerugian ekonomi yang akan ditimbulkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini