INDEKS MANUFAKTUR INDONESIA: Rupiah Tertekan, Ekspor Manufaktur Tetap Lemah

Bisnis.com,04 Mei 2015, 11:35 WIB
Penulis: Demis Rizky Gosta
Indeks manufaktur Indonesia pada April tercatat di posisi 46,7/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Kinerja ekspor manufaktur Indonesia semakin memburuk pada April. Rupiah yang lemah tidak mampu mendorong ekspor produk manufaktur Indonesia.

HSBC Indonesia Manufacturing PMI yang diterbitkan Senin (4/5/2015) menyatakan PMI Indonesia pada April ada di posisi 46,7. Indeks PMI mengukur pertumbuhan kinerja industri manufaktur dengan angka 50 menunjukkan ekspansi. 

Angka 46,7 menandakan kinerja industri manufaktur Indonesia masih dalam kondisi kontraksi pada April. Indeks manufaktur sedikit membaik dari 46,4 pada Maret.

Pollyanna de Lima, ekonom dari Markit, mengatakan data PMI April menunjukkan kerapuhan sektor industri manufaktur Indonesia.

Kinerja pabrik-pabrik di Tanah Air tertekan oleh permintaan yang lemah dari pasar dalam dan luar negeri. Permintaan baru dari pasar ekspor mengalami penurunan tertajam sepanjang survei dilakukan.

“Meski rupiah melemah, pelaku usaha  kesulitan bersaing di pasar global karena harga bahan baku impor terus menanjak,” kata de Lima.

 

HSBC Indonesia Manufacturing PMI 

Bulan

Indeks PMI

April

46,7

Maret

46,4

Februari

47,5

Januari

48,5

Desember 2014

46,7

Sumber: Markit Economics

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini