Kinerja 10 Bank Kakap Kuartal I/2015: Ini Jawaranya!

Bisnis.com,04 Mei 2015, 16:41 WIB
Penulis: Sukirno
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Penghimpunan dana dan penyaluran kredit 10 bank terbesar di Indonesia terkoreksi pada kuartal I/2015 dan mengakibatkan total laba bersih flat atau tumbuh hanya 0,36% year-on-year.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun 10 bank kakap di Tanah Air mencapai Rp2.572,02 triliun pada kuartal I/2015. Penghimpunan DPK tersebut turun 1,18% dari akhir tahun lalu Rp2.602,77 triliun.

Fungsi intermediasi dari 10 bank raksasa itu juga turun 1,71%. Penyaluran kredit pada triwulan pertama tahun ini mencapai Rp2.277,08 triliun dari Rp2.316,60 pada akhir tahun lalu.

Bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan penurunan DPK sekaligus penyaluran kredit tertinggi dibandingkan dengan bank besar lainnya. DPK BNI melorot 4,08% menjadi Rp250,58 triliun dari Rp261,25 triliun dan kredit turun 5,58% menjadi Rp262,13 triliun dari Rp277,62 triliun.

Kendati demikian, pendapatan bunga yang dikatongi kesepuluh bank itu meningkat 15,84%. Secara keseluruhan, pendapatan bunga yang diraih mencapai Rp84,24 triliun dari sebelumnya Rp72,72 triliun.

Akan tetapi, penurunan kredit mengakibatkan tekanan pada perolehan laba bersih bank raksasa di Indonesia itu. Laba yang dikantongi kesepuluh bank tersebut mencapai Rp20,73 triliun, tumbuh 0,36% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp20,66 triliun.

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menjadi bank dengan perolehan laba bersih paling suram pada triwulan I/2015. BNGA hanya mengantongi laba Rp82,71 miliar, anjlok 92,47% dari sebelumnya Rp1,09 triliun.

Analis PT Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan penyebab utama dari penurunan laba BNGA adalah beban provisi yang mencapai tujuh kali lipat menjadi Rp1,4 triliun pada kuartal I/2015. Manajemen BNGA menginginkan untuk menjaga coverage ratio 100%.

"Bank terbesar kelima di Indonesia tersebut masih menderita penurunan laba dengan penyebab utama pada pertumbuhan kredit yang lemah karena hanya tumbuh 0,1% y-o-y dan NPL [non performing loan] yang naik menjadi 4,2% pada Maret 2015," paparnya.

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) berhasil meraih pertumbuhan laba bersih tertinggi hingga 54,62%. BNLI mengantongi laba bersih Rp567,92 miliar dari Rp367,02 miliar.

Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menjadi bank dengan pertumbuhan pendapatan bunga tertinggi hingga 22,04%. BBRI meraup pendapatan bunga sebesar Rp20,86 triliun dari sebelumnya Rp17,09 triliun.

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi mengatakan kinerja perbankan berkaitan erat dengan kondisi perekonomian Indonesia.  Data terakhir Bank Indonesia menyimpulkan bahwa produk domestik bruto (PDB) akan tercermin dari penyaluran kredit dalam dua kuartal tahun ini.

Menurutnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah memprediksi pertumbuhan PDB pada kuartal I/2015 berada pada level di bawah 5%.

"Saya yakin proyeksi konsensus untuk penyaluran kredit oleh sektor perbankan tahun ini terlalu tinggi," ungkapnya dalam riset belum lama ini.

Kinerja sektor perbankan dipastikan akan dipengaruhi pula oleh kondisi ekonomi global dan penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.  Penguatan mata uang dolar AS tentunya dapat berimbas pada seluruh perekonomian Tanah Air.

Katalis utama sektor perbankan tahun ini diperkirakan datang dari pertumbuhan ekonomi di atas 5,2%. Namun, jika prediksi PDB dapat menjadi pendorong, disertai faktor lain seperti membanjirnya likuiditas serta rendahnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tentunya akan membuat kinerja perbankan kinclong.

"Secara keseluruhan, sambil menunggu kinerja perbankan, penyaluran kredit secara industri, dan data lain seperti pertumbuhan ekonomi, kami menurunkan rekomendasi untuk sektor perbankan menjadi neutral dari overweight," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini