Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP Tbk. akan terus memantau kondisi keuangan debitor untuk mencegah pemburukan kualitas kredit.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP, mengatakan kualitas aset merupakan fokus perseroan tahun ini. "Sebelum menjadi special mention kami sudah ada tahapannya yang kami sebut watch list," ujarnya kepada bisnis.com, Senin (4/5/2015).
Special mention merupakan kolektabilitas kredit tingkat dua. Portofolio kredit dalam kategori ini rawan untuk terjerembab ke dalam kategori yang lebih rendah, yakni kolektabilitas tingkat tiga. Kredit akan disebut bermasalah jika sudah masuk dalam kategori ini.
Parwati menjelaskan, monitoring nasabah melalu "watch list" diharapkan bisa mengantisipasi pemburukan kualitas kredit.
Per Maret 2015, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Gross OCBC NISP mencapai 1,4% dari total kredit yang disalurkan sebanyak Rp69,97 triliun. Rasio ini naik 60 basis poin secara tahunan.
Adapun, rasio kredit dalam kategori special mention mencapai 1,3% dari total kredit. Rasio ini turun 10 bps secara tahunan.
Kendati rasio NPL mengalami kenaikan, rasio pencadangan OCBC NISP mencapai 151,9%. Dengan kata lain, jumlah pencadangan 1,5 kali lebih banyak dibandingkan jumlah kredit bermasalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel