Pertumbuhan Ekonomi RI Nyungsep, Pemerintah Salahkan Harga Komoditas

Bisnis.com,05 Mei 2015, 14:15 WIB
Penulis: Lili Sunardi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Menko Perekonomian Sofyan Djalil menuturkan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 disebabkan oleh anjloknya harga komoditas, dan terlambatnya penggunaan anggaran karena banyak nomenklatur baru di kementerian.

Namun, dia optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2015 akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, karena sudah dapat menggunakan APBN untuk mendanai sejumlah proyek.

Sofyan mengatakan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat penyerapan anggaran akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2015. Hal itu juga akan didukung dengan peningkatan investasi yang terus didorong pemerintah.

“Saat ini yang penting adalah investasi pemerintah harus dipercepat, kemudian investasi swasta. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua dan ketiga tahun ini akan lebih baik,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Selasa (5/5/2015).

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2015 mencapai 4,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai rekor terendah sejak 2009. Pertumbuhan ekonomi setiap kuartal pada 2014 padahal selalu mencapai di atas 5%.

Pada kuartal pertama 2014, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,2%, dan pada kuartal kedua tahun yang sama sedikit melemah menjadi 5,12%. Kemudian pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu masing-masing-masing mencapai 5,01%.

“Harga komoditas pada kuartal selanjutnya masih akan sama. Akibatnya, daya beli masyarakat berkurang. Makanya investasi perlu dipercepat,” ujarnya.

Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 5,7%-6% yang telah ditetapkan, untuk mengukur pertumbuhan sepanjang tahun. Pemerintah akan berupaya mengejar target tersebut dengan melakukan sejumlah perbaikan pada tiga kuartal yang tersisa pada tahun ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini