Longsor Pengalengan: 4 Korban Ditemukan Tewas, 9 Lainnya Masih Dicari

Bisnis.com,06 Mei 2015, 10:17 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Sejumlah petugas membawa jenazah korban longsor usai diotopsi di Puskesmas Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2015). Menurut BPBD Kab. Bandung, longsor yang terjadi di Kampung Cibitung, Desa Marga Mukti, Pangalengan tersebut mengakibatkan korban jiwa sebanyak 4 orang meninggal dunia, 12 orang luka berat dan ringan serta diperkirakan masih ada korban yang hilang./Antara-Novrian Arbi

Kabar24.com, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan masih terdapat 9 orang tertimbun longsor di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Hingga Rabu (6/5/2015) pagi sudah 4 korban ditemukan tewas. Sedangkan 1 orang menderita luka berat masih dirawat di rumah sakit setempat. Longsor terjadi pada Selasa (5/5) siang.

"Sebanyak 123 orang mengungsi di Balai Desa dan di rumah saudaranya karena takut adanya longsor susulan," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB di Jakarta, Rabu.

Selain menimbulkan korban jiwa, bencana longsong ini telah menyebabkan putusnya pipa gas dan menimbun 8 rumah.

Sutopo menjelaskan gejala longsor sesungguhnya sudah diperiksa oleh Tim Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, pada 2 Mei 2015 atas permintaan BPBD Kab. Bandung.

Hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan breksi vulkanik cukup tebal. Terlihat retakan sedalam 2,5 m, sepanjang 500 m.

Tim telah memberikan rekomendasi agar Star Energy memindahkan jalur pipa karena gerakan tanah terus berlangsung. Sedangkan rekomendasai kepada BPBD adalah saran untuk melakukan evakuasi penduduk kampung mengingat curah hujan masih berlangsung.

Walau telah ada rekomendasi pemindahan warga, kejadian longsor penuh ketidakpastian. Meski sudah ada retakan dan rayapan, tidak seketika langsung terjadi longsor. Seringkali butuh waktu lama untuk terjadi longsor.

"Hal inilah yang sering menyebabkan masyarakat tidak mau dievakuasi karena tidak yakin dengan ancamannya dan alasan faktor-faktor sosial dan ekonominya," kata Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini