Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memprediksi pertumbuhan kredit industri perbankan Indonesia pada semester I tahun ini di bawah 15%.
Kepala Ekonom Global Market Permata Bank Josua Pardede mengatakan prediksi pertumbuhan kredit di bawah 15% pada semeter I tahun ini karena dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Hal itu akibat dari pemerintah yang belum menyerap maksimal anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan memulai program proyek infrastruktur pada tahun ini. Konsumsi pemerintah yang belum maksimal sehingga berimbas pada penurunan sektor riil," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (5/5/2015).
Kendati demikian, pihaknya tetap optimis penyaluran kredit hingga akhir tahun ini dapat di atas 15% atau sekitar 16%, naik dibandingkan 2014 yang hanya tumbuh 11,4%.
Bank Indonesia, lanjutnya, saat ini sedang menyusun kebijakan makroprudensial dalam hal perluasan cakupan definisi simpanan dengan memasukkan surat-surat berharga yang diterbitkan bank dalam perhitungan LDR dalam kebijakan GWM-LDR.
Hal tersebut diprediksi akan berdampak positif terhadap membaiknya kondisi likuiditas yang selanjutnya mendorong penyaluran kredit perbankan.
"Adanya kebijakan GWM-LDR, penyerapan anggaran kuartal kedua yang meningkat bisa menciptakan likuiditas perbankan sehingga permintaan kredit bisa meningkat di semester kedua," tutur Josua.
Dia menghimbau agar industri perbankan Indonesia agar berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke beberapa sektor seperti batu bara dan crude palm oil (CPO) yang kondisinya masih memburuk.
"Harus seletif bank dalam menyalurkan kreditnya karena masih ada sektor yang kondisinya masih memburuk seperti batubara dan CPO. Selain itu, kredit dari sektor Small Medium Enterprise ke korporasi ini rentan," ucapnya.
Josua menambahkan sektor yang berpeluang industri perbankan dalam penyaluran kredit yakni yang berhubungan dengan proyek pemerintah seperti infrastruktur, telekomunikasi, pembangkit listrik, dan lainnya.
"Sektor yang terkait dengan pemerintah masih cukup lebih baik dibandingkan sektor lainnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel