Ekspor Sulut Tersapu Pelambatan Ekonomi

Bisnis.com,07 Mei 2015, 17:36 WIB
Penulis: Lukas Hendra TM
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MANADO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara menyatakan nilai ekspor wilayah ini pada Maret 2015 tercatat US$85,6 juta atau melorot 7,75% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$92,79 juta.

Kepala BPS Sulut Faizal Anwar mengungkapkan nilai ekspor pada bulan Maret tahun ini dibandingkan bulan sebelumnya justru meningkat sebesar 7,75%. Pasalnya, nilai ekspor pada Februari 2015 hanya sebesar US$79,44 juta.

“Komoditas yang menyumbang ekspor pada Maret 2015 paling besar adalah komoditas lemak dan minyak hewani dengan nilai US$51,83 juta atau sekitar 60,55% dari total nilai ekspor di bulan itu,” katanya, Kamis (7/5/2015).

Bahkan, lanjutnya, selama kuartal I/2015 komoditas itu juga merupakan penyumbang ekspor terbesar Sulut dengan nilai US$177,56 juta atau 64,83% terhadap total nilai ekspor Sulawesi selama kuartal tersebut.

Selain produk tersebut, lanjutnya, komoditas daging dan ikan olahan juga menyumbang nilai ekspor sebesar US$5,91 juta pada Maret 2015 atau menurun bila dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, dibandingkan dengan bulan Februari 2015, ekspor komoditas itu meningkat dari US$3,81 juta.

Sementara itu, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulut Marthedy M. Tenggehi mengatakan berdasarkan negara tujuan, ekspor pada Maret 2015 masih didominasi oleh negara tujuan Belanda dengan nilai US$24,30 juta atau 28,38% dari keseluruhan nilai ekspor.

Amerika Serikat menyusul pada urutan kedua negara tujuan ekspor provinsi Sulut dengan nilai ekspor  US$16,67 juta atau 19,47% dari total nilai ekspor.

Dibandingkan dengan Februari 2015, nilai ekspor Sulut ke dua negara tersebut turun. Namun, negara tujuan Singapura justru melejit nilai ekspor, dari sebelumnya US$9,10 juta menjadi US$14,74 juta.

“Singapura masuk 10 negara tujuan ekspor terbesar ketiga dengan komoditas bubuk emas dengan nilai US$14,03 juta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini