Kongres Demokrat: Masa Keemasan SBY Sudah Berlalu

Bisnis.com,07 Mei 2015, 18:55 WIB
Penulis: Ashari Purwo Adi N

Kabar24.com, JAKARTA—Sejumlah kalangan menilai figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak lagi menjadikan faktor penentu utama Partai Demokrat kembali mendulang suara seperti Pileg 2009.

Arya Fernandez, peneliti politik Center for Strategic and International Studies (CSIS), mengatakan pendukung salah menilai jika masih menganggap SBY sebagai magnet elektoral.

“Masa keemasannya sudah berlalu,” katanya di Komleks Gedung Parlemen, Kamis (7/5).

Indikatornya cukup mudah, secara prinsip pemilih Demokrat tidak loyal dan cenderung mengambang.

Buktinya, pada Pileg 2014 banyak pendukung yang kabur dan mengalihkan dukungannya kepada partai politik yang sama platformnya, seperti Partai Golkar atau PDIP.

Menurutnya, jika elit Demokrat masih mempertahankan SBY sebagai patron, bukan tidak mungkin kedekatan pendukung akar rumput dengan Demokrat justru melemah karena menganggap Demokrat tidak lagi demokratis.

Dengan demikian, jalan yang paling mudah untuk menjaga loyalitas pendukung a.l. tetap membuka peluang calon ketua umum lain yang bertanding dalam kongres mendatang. “Demokrat harus membuka peluang yang sama.”

Hal senada diungkap Siti Zuhro, peneliti politik dari Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dia mengatakan Demokrat harus menampilkan kontestasi dalam pemilihan ketua umum. “Hal itu untuk mengembangkan demokrasi,” katanya.

Menurutnya, aklamasi hanya mengikis kans Demokrat mendulang suara dalam pileg mendatang.

“Aklamasi itu langkah mundur demokrasi karena jalannya mengunci kader lain. Harusnya, Demokrat bisa lebih dari PAN.”

Menanggapi hal itu, Hinca Panjaitan, Ketua DPP Partai Demokrat menganggap dengan kembali majunya SBY sebagai ketua umum, Demokrat akan jaya seperti pada Pileg 2009.

“Kami masih optimistis, SBY mampu memimpin Demokrat.”

Diketahui, SBY sudah menyatakan maju kembali dalam bursa ketua umum periode 2015-2020 dalam acara yang digelar Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini