Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (AAPI) mulai bergerak cepat untuk mencegah perlambatan terus terjadi sepanjang tahun ini.
Beberapa strategi mulai dihembuskan, termasuk mengintensifkan sumber pendanaan melalui mekanisme pendanaan bersama dengan perbankan luar negeri, cross selling dan risk sharing dengan industri keuangan nonbank (IKNB) lainnya, serta menggenjot pendapatan berbasis komisi.
“Industri harus mengubah paradigma dari mendapatkan sumber pendanaan yang murah dengan mengoptimalkan keuntungan. Meski terlihat sama, cara berpikir ini berbeda,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Efrinal Sinaga, Kamis (7/5/2015).
Meski sejumlah strategi itu dimungkinkan untuk menambah pundi-pundi multifinance sejak dirilisnya aturan POJK NO.29/2014, dirinya mengemukakan peningkatan penyaluran pembiayaan atau pendapatan komisi nonpembiayaan baru bisa dirasakan pada semester II/2015.
Menurutnya, beberapa multifinance mulai menggenjot emisi obligasi pada semester I/2015 di tengah menguatnya prediksi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve.
Berdasarkan data yang dihimpun bisnis, beberapa perusahaan pembiayaan telah merilis obligasi sepanjang kuartal I/2015 yakni PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance), dan PT Mandala Finance Tbk.
Sebaliknya, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berencana menerbitkan obligasi dengan kisaran nilai Rp500 juta-Rp1 triliun pada kuartal III/2015, dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) berniat untuk menerbitkan obligasi dengan nilai Rp2,5 triliun pada akhir semester I/2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel