Harga Jagung Dunia Turun, Harga Jagung RI Malah Naik

Bisnis.com,08 Mei 2015, 13:52 WIB
Penulis: Muhammad Avisena
Tanaman jagung/businessinsider.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati kenaikan harga jagung cenderung stabil di bawah ambang batas, harga komoditas tersebut konsisten mendaki. Padahal, pada saat yang sama harga jagung di pasar internasional sedang dalam tren menurun.

Peneliti BP2KP Kemterian Perdagangan Miftah Farid mengatakan, harga jagung nasional dari tingkat eceran masih bisa dikatakan stabil jika dilihat dari ambang batas yang ada di dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Namun sejak 2012, perkembangan tren harga jagung selalu meningkat setiap bulannya.

Miftah menyebutkan harga jagung pada Maret lalu mengalami kenaikan sebesar 1,92% dibandingkan pada Februari 2015. Sedangkan jika dibandingkan dengan Maret 2015, kenaikannya cukup tinggi sebesar 4,20%. Miftah menyebutkan jika dilihat sejak 2012, tren kenaikan harga sekitar 0,6% - 0,7%.

Di sisi lain, harga jagung dunia dalam tiga bulan terakhir juga menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 0,67%, kontras dengan harga jagung dalam negeri yang justru cenderung naik.

Namun, jika dibandingkan dengan perkembangan harga jagung di dalam negeri, pada bulan Maret 2014 – Maret 2015 harga jagung dunia lebih berfluktuasi dengan nilai koefisien keragaman mencapai 13,10%, sementara koefisien keragaman harga jagung di dalam negeri hanya 1,79%.

Pergerakan harga jagung dunia pada bulan Maret 2015 masih dipengaruhi oleh laporan USDA (2015) yang menyatakan bahwa perkiraan supply-demand jagung global stok pada tahun ini diproyeksikan akan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya dan akan sangat efektif menjaga stabilitas harga jagung dunia.

Penurunan stok jagung secara global yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh konsumsi jagung untuk etanol yang meningkat sebesar 75 juta bushel. Penurunan stok jagung global bisa mencapai 50 juta bushel. Diperkirakan ke depan harga jagung dunia akan bergerak pada kisaran US$134/ton – US$154/ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini