Gunung Karangetang Meletus, 465 Warga Sitaro Mengungsi

Bisnis.com,08 Mei 2015, 18:42 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
Gunung Karangetang meletus./Youtube

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, telah menyebabkan 465 orang mengungsi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa pada Kamis (7/5) pukul 14.00 WITA, terjadi erupsi disertai guguran lava pijar yang menimbulkan awan panas dan debu vulkanik tebal.

"Awan panas meluncur ke sisi timur sejauh 4 km. Data sementara 4 rumah warga yang berada di Kampung Kora-Kora Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur dilaporkan telah rata dengan tanah," ujarnya, seperti siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (8/5/2015).

Sutopo mengatakan, pada Jumat (8/5) pagi terjadi satu kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2,5 kilometer. Luncuran awan panas mengarah ke selatan pusat letusan atau mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Awang. "Saat ini lontaran batu pijar dan awan panas masih terus berlangsung," ujarnya.

Menurutnya tidak ada korban jiwa. Sebanyak 465 orang pengungsi tersebar di 3 titik pengungsian.

Pengungsi berasal dari Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur yang berada di radius 5 km dari puncak kawah. Pengungsi tidak membawa barang apa-apa karena kejadian mendadak.

"Masyarakat sudah terbiasa dengan letusan Gunungapi Karangetang, namun letusan dengan awan panas kemarin adalah yang besar sehingga masyarakat langsung mengungsi," tuturnya.

Menurutnya tidak ada kenaikan status gunung terkait dengan erupsi sejak kemarin. Status Gunungapi Karangetang tetap Siaga (level III).

Rekomendasi PVMBG bagi warga untuk tidak mendekati Karangetang dalam radius 4 kilometer dari kawah.

BPBD Kab. Sitaro telah memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi.

"Pendataan masih dilakukan. Kebutuhan mendesak adalah masker, permakanan, lauk pauk, pakaian, selimut, makanan bayi, dan alas tidur," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini