Bisnis.com, TAKALAR— Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad mencatat setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi sektor jasa keuangan maupun para pelaku usaha dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan.
“Pertama kurangnya tersedianya informasi yang komprehensif mengenai sektor Kelautan dan Perikanan,” ujarnya dalam kata sambutan peluncuran program Jaring, Senin (11/5/2015).
Kedua, belum banyak perusahaan asuransi yang memberikan pertanggungan di sektor Kelautan dan Perikanan. Ketiga, Pendapatan pelaku bisnis di sektor Kelautan dan Perikanan khususnya nelayan yang tidak menentu dan sangat tergantung dengan iklim atau cuaca.
“Keempat, lokasi sektor kelautan dan perikanan yang jauh dari jaringan kantor bank dan Kelima kualitas SDM di sektor kelautan dan perikanan yang terbatas/belum memadai,” ujarnya.
Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, OJK bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan didukung oleh sektor perbankan, meluncurkan program Jaring yaitu Jangkau, Sinergi, dan Guideline untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan. Program ini juga menggandeng lembaga pembiayaan, lembaga asuransi dan KADIN.
Target utama program Jaring adalah peningkatan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan yang terus bertumbuh. Kemudian mendorong perluasan aksesnya terhadap sektor jasa keuangan, tidak hanya untuk yang bankable, namun juga bagi yang unbankable.
Selanjutnya mendorong pemahaman pelaku jasa keuangan (SJK) terhadap bisnis sektor kelautan dan perikanan yang lebih baik. Kemudian, memperbaiki tingkat kesejahteraan nelayan dan pelaku UMKM, menambah jumlah lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel