SABDA RAJA: Berita Media Lokal Bikin Sultan Marah

Bisnis.com,12 Mei 2015, 14:25 WIB
Penulis: Newswire
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X (dua kiri) keluar dari Siti Hinggil Keraton Ngayogyakarta seusai mengeluarkan sabda raja atau perintah raja di Siti Hinggil Keraton Ngayogyakarta, Yogyakarta, Senin (5/5/15)/Antara

Kabar24.com, YOGYAKARTA-- Raja Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Sultan Hamengku Buwono X marah terhadap satu media online lokal Yogyakarta.

Media tersebut memberitakan telah ada pertemuan antara Sultan dengan adik tirinya, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo yang menolak Sabdaraja dan Dhawuhraja.

“Aku mau jawab pertanyaan itu (soal Sabda Raja dan Dhawuh Raja) jadi males. Karena ada surat kabar online yang bohong,” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Selasa (12/5/2015).

Berita yang berjudul “Ini Hasil Pertemuan Gusti Prabu dengan Sultan” yang ditayangkan di KRjogja.com pada 10 Mei 2015 itu menyebut, bahwa Prabukusumo dan adik-adiknya telah bertemu Sultan.

Berita tersebut juga tidak menyebutkan kapan dan di mana pertemuan dilakukan. Sedangkan Sultan membantah telah bertemu dengan Prabukusumo.

“Apakah Mas Prabu sudah ketemu dengan saya? Kan enggak. (Media) mengeluarkan pernyataan tanpa konfirmasi dengan saya,” kata Sultan.

Sedangkan pertemuan yang telah dilakukan, kata Sultan, adalah antara dia dan enam orang adik-adiknya yang berkediaman di Jakarta. Mereka adalah GBPH Pakuningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryadiningrat, GBPH Suryametaram, GBPH Hadinegoro, dan GBPH Suryonegoro.

Undang Adik

Saat itu Sultan mengundang adik-adiknya bertemu melalui pesan pendek yang dikirim salah putrinya kepada Pakuningrat. Pertemuan dilakukan di Keraton Kilen pada 7 Mei 2015 sore untuk menjelaskan ihwal Sabda Raja dan Dhawuh Raja.

Sedangkan, pertemuan Sultan dengan adik-adiknya di Yogyakarta, termasuk Prabukusumo belum dilakukan.

“Kenapa enggak konfirm? Isinya merugikan,” kata Sultan.

Saat ini Sultan tengah melakukan konsultasi berkaitan dengan pemberitaan tersebut dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Yogyakarta, Dewan Pers, dan Kepolisian Daerah DIY.

“Ini melanggar kode etik tidak? Klasifikasi pencemaran nama baik ada atau tidak?” kata Sultan.

Prabukusumo saat dikonfirmasi belum memberikan jawaban. Hanya saja dalam wawancara di kompleks makam raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul pada 5 Mei 2015 petang lalu, Prabukusumo membantah telah bertemu dengan Sultan. Dia juga membantah pernyataan Sultan yang mengundangnya untuk menjelaskan ihwal Sabdaraja dan Dhawuhraja. “Enggak ada undangan,” kata Prabukusumo.

Pemimpin Redaksi KRjogja.com, Lutfie Ahmad membenarkan adanya pemberitaan tersebut. Menurut Lutfie, berita yang sama juga dimuat di harian Kedaulatan Rakyat. Pemberitaan di online merupakan potongan dari berita di koran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini